JAKARTA, NUSANTARAPOS – Musisi senior Fariz RM dituntut 6 tahun penjara dan denda Rp 800 juta subsider 3 bulan kurungan. Tuntutan tersebut dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (4/8/2025).
Kuasa hukum Deolipa Yumara sangat menyayangkan tuntutan tersebut. Menurutnya, kebijakan terbaru dari Badan Narkotika Nasional (BNN) yang mewajibkan pengguna narkotika direhabilitasi harusnya diterapkan pada kasus Fariz RM. Dimana diketahui pelantun Sakura itu adalah pengguna narkotika yang harus diselamatkan jiwanya, bukan malah dihukum dipenjara.
“Harapan kami harusnya roh dari BNN ini kemudian hinggap ke Kejaksaan, dimana Jaksa melihat ini sebagai seorang pengguna yang harusnya ditolong, diselamatkan, direhabilitasi. Bukan dituntut penjara,” kata Deolipa kepada awak media.
“Kalau ada tuntutan penjara ini makin hancur hidupnya, ini yang kami sesalkan. Sementara kami pengacara sudah bersinergi dengan BNN untuk rehabilitasi,” lanjutnya.
Deolipa menyatakan bahwa minggu depan akan ada sidang nota pembelaan atau pledoi atas tuntutan JPU. “Kami mengajukan pledoi di minggu depan, seorang Fariz RM bisa mengajukan pledoi pribadi dan mudah-mudahan hakim, majelis, punya sinergi yang sama dengan BNN,” ungkapnya lagi.
Sementara saat mendengar tuntutan tersebut, Deolipa menjelaskan kalau Fariz RM sudah pasrah dan tinggal mengikuti jalannya persidangan.
“Kalau Fariz RM sendiri dia sudah berpasrah pada Tuhan, dia tinggal membuat pledoi tapi namanya dia mengikuti proses hukum kan,” terangnya.
Tapi Deolipa juga memastikan, dirinya akan mengambil langkah lain sebagai upaya menyelamatkan kliennya, yakni dengan mengajukan Abolisi atau Amnesti kepada Presiden Prabowo.
“Yang seharusnya dapat Abolisi/Amnesti harusnya orang-orang seperti Fariz RM ini sebagai korban, sebagai pengguna narkotika,” tandasnya. (Arie)