PACITAN,NUSANTARAPOS,- Jefri Asmoro Diyatno, selain menjadi seorang jurnalis memanfaatkan waktu senggangnya untuk mengais rejeki dengan merelakan dirinya melayani semua orang yang membutuhkan tenaga kurirnya. Bahkan dengan teguhnya ia melayani selama 24 jam penuh tanpa mempedulikan terik matahari dan hujan yang siap singgah di tubuhnya.
Bagi dirinya pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang hina, melainkan pekerjaan yang halal dan patut untuk dijadikan contoh yang sangat terpuji.
“Saya akan membuktikan stigma miring yang ada pada masyarakat tentang wartawan yang kerap dianggap “tukang cari kesalahan.” Tapi nyatanya dilain menulis ini saya relakan untuk mengabdi kepada masyarakat di seputaran kota Pacitan dengan memberikan jasa antar offline kepada yang membutuhkan,” katanya melalui pesan Whats App massangernya, Sabtu (4/10/25).
Dari hasil yang diperolehnya inilah, dirinya bertekad untuk menebus motor adiknya yang beberapa waktu lalu ditarik oleh pihak leasing karena keterlambatan mencicil lantaran adiknya mengalami kecelakaan.
Dirinya pun mengisahkan bahwa awalnya secara iseng disuruh teman dan tetangganya untuk mengantarkan barang. Namun lama-lama akhirnya kegiatan inilah yang membuat ide Jefri untuk menekuni jasa delivery yang meliputi delivery kebutuhan pokok, makanan hingga minuman yang siap diantarkan kapan pun warga membutuhkan.
Dengan langkahnya ini, Jefri berhasil menunjukkan bahwa wartawan sejati bukan hanya perekam peristiwa, tetapi juga pengabdi bagi masyarakat.
Dari perpaduan dua profesi ini ternyata membuat banyak orang kagum. Di satu sisi, ia tetap idealis dalam menulis berita. Di sisi lain, ia membumi dengan melayani kebutuhan masyarakat secara langsung.
“Tidak ada pekerjaan yang hina, yang penting halal dan bermanfaat. Buat saya, ini bagian dari perjuangan,” tegasnya.
Kisah Jefri kini banyak dibicarakan, terutama di kalangan anak muda Pacitan. Banyak yang terinspirasi oleh keberaniannya. Di era ketika sebagian orang lebih memilih gengsi daripada bekerja serabutan, Jefri justru tampil berbeda: ia menunjukkan bahwa kerja keras adalah jalan menuju keberhasilan.
“Kadang kita malu kalau harus kerja di luar bidang kuliah kita. Tapi kalau menunggu terus, kapan kita maju? Yang penting kita bisa bertahan, dan bisa membantu orang lain,” ujarnya penuh keyakinan.
Salah satu pelanggan yang pernah dilayaninya bahkan memberikan testimoni: “Salut dengan Mas Jefri. Jarang ada anak muda yang rela keluar malam hanya untuk antar belanjaan. Apalagi dia juga seorang wartawan. Sangat inspiratif,” ucap Ana, warga Pacitan yang juga sering langganan sama jasa kurir yang dijalankan Jefri.
Kisah Jefri Asmoro Diyatno bukan sekadar tentang wartawan yang jadi kurir. Lebih dari itu, ini adalah cerita tentang keberanian menepis stigma, semangat kemandirian, dan dedikasi tanpa henti untuk memberi manfaat bagi orang lain.
Di tengah kerasnya kehidupan, Jefri memberi teladan: bahwa sukses tidak selalu berarti punya jabatan tinggi atau gaji besar. Sukses sejati adalah keberanian untuk terus berjuang, beradaptasi, dan tetap rendah hati dalam melayani sesama.
Kisahnya seakan berpesan kepada generasi muda: jangan takut untuk mencoba jalan baru, jangan gengsi untuk bekerja keras, dan jangan pernah menyerah pada keadaan. Karena dari kerja keras yang tampak sederhana, bisa lahir inspirasi yang menggerakkan banyak hati.

