TMMD  

Pengrajin Anyaman Bambu Bodeh Pemalang Bertahan Dari Serbuan Bahan Plastik

Pemalang – Agresi perlengkapan rumah tangga berbahan stainless steel, plastik maupun enamel, tidak membuat salah satu pengrajin anyaman bambu dari Desa Cangak Kecamatan Bodeh Kabupaten Pemalang ini patah semangat.

Dedi (27) kaos putih ini memilih tetap bertahan meneruskan bakat kakeknya sebagai pembuat topi caping, kalo, dudukan lampu, nampan, ilir/kipas anyaman, bakul, ayahan, tampah dan berbagai wadah lainnya yang mampu menunjang kegiatan rumah tangga.

Anyaman yang dihasilkan berkualitas bagus sehingga bernilai jual. Melihat tetangga desa tetangganya, Desa Jatiroyom Kecamatan Bodeh sedang banyak anggota Satgas TMMD Reguler 104 Pemalang, yang sedang membangun infrastruktur, pemuda ini pun meliriknya sebagai pangsa pasar barunya, terlebih jarak dari desanya hanya 4 kilometer 12 menit.

Harga yang ditawarkannya bervariasi tergantung besar-kecil dan tingkat kesulitan membuatnya. Untuk ilir Rp. 5.000, wakul Rp. 25.000-50.000, tampah Rp. 20.000-40.000, ayahan Rp. 20.000–40.000 serta topi caping Rp. 30.000–50.000. Harga ini sesuai kantong orang desa dan juga disukai prajurit. Nampak Serma Imam, anggota Satgas TMMD ikut membeli caping sebagai penunjang dirinya bekerja di pengerasan Telford TMMD sepanjang 805 meter lebar 2,5 meter.

Di tengah-tengah serbuan barang-barang rumah tangga berbahan plastik yang harganya lebih murah, kerajinan anyaman bambu ramah lingkungan miliknya mampu bertahan dan memiliki pembeli setia. Namun demikian, diperlukan bantuan dari berbagai pihak agar kerajinan ini dapat terus bertahan lebih lama dan berkembang, termasuk publikasi TMMD Reguler, memfasilitasinya dengan mengangkat melalui rekan-rekan media. Harapannya tentu mendapatkan investor atau pesanan baru.

“Saya yakin pembangunan jalan Jatiroyom-Parunggalih mampu mengangkat home indutri lokal seperti yang saya hasilkan dan Parunggalih akan segera menjadi target pemesaran selanjutnya karena jaraknya dekat nanti,” ucapnya berharap. (Aan Pendim Pemalang).