Setelah adanya insiden Kebakaran yang dialami oleh perusahaan penghasil aromatic, PT. TPPI Tuban menampung keluh kesah dan islah bareng warga terdampak.
Tuban – Nusantarapo.co.id – Kejadian kebakaran di area PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban pada 16 Oktober 2025 lalu menemui titik aklamasi.
Seruan warga sekitar dengan perusahaan penghasil aromatic itu kembali bergandeng tangan usai dilakukan proses hearing bersama warga Desa Tasikharjo dan Desa Remen oleh Komisi 2, di Gedung Paripurna DPRD Tuban, Kamis (30/10), siang. Menyusul tuntutan warga agar perusahaan memberikan uang kompensasi sebesar Rp.300.000 per KK terdampak. Meminta prioritas perekrutan pegawai dan memasang alat atau alarm tanda bencana.
Sejalan seruan warga, perusahaan merespon cepat. Dengan membentuk tim investigasi internal dan eksternal untuk menelusuri insiden kebakaran tersebut. Bahkan, perusahaan yang bertengger di kecamatan Jenu itu juga akan memberikan bantuan berupa 300 paket.
General Manager PT TPPI Tuban, Hendra Kurniawan W, menceritakan secuil insiden kebakaran. Terdeteksi sekitar pukul 11.38 WIB melalui pantauan CCTV. Tim darurat TPPI langsung diterjunkan untuk menangani api. “Kami melakukan pendinginan area dan memutus sumber api sesuai prosedur. Dalam waktu 50 menit, api berhasil dijinakkan,” tutur Hendra.
Menurutnya, suara mirip ledakan yang sempat terdengar bukan berasal dari bahan kimia, melainkan uap air (steam) yang dikeluarkan untuk mencegah tekanan berlebih di pipa.“Suara itu memang ada dan muncul dua kali. Tapi itu adalah bagian dari prosedur pengamanan agar pipa tidak meledak,” imbuhnya.
Desain PT. TPPI sudah dibuat untuk keselamatan kerja. Apabila ada insiden maka kecil kemungkinan tidak berdampak langsung ke permukiman dan warga sekitar. Ditambah dengan area pengolahan dan titik potensi yang berjarak lebih dari 200 meter.
Lanjut Hendra, dari hasil asesmen sementara menyebutkan tidak ada dampak langsung terhadap masyarakat. Akan tetapi, PT. TPPI menyanggupi akan memberikan santunan. Hal ini sebagai bentuk empati tali asih bagi warga yang mengalami trauma.
Bahkan, diteiankan pulang apabila ada warga yang mengalami gangguan psikologis, perusahaan akan menurunkan tim trauma healing, bekerja sama dengan BPBD atau psikolog.
Usai kejadian tersebut, PT. TPPI juga telah menyiapkan 300 paket bantuan beras kepada warga Dusun Boro, Desa Remen yang sempat mengungsi secara mandiri. Hal ini sebagai tali asih dan permintaan maaf atas kurangnya komunikasi saat kejadian.
Dalam forum itu, manajemen TPPI juga memaparkan berbagai program tanggung jwab sosial (CSR) yang selama ini dijalankan. Seperti beasiswa untuk tiga desa ring, pembangunan lapangan dan perpustakaan.
Ada juga pengobatan gratis meski sempat terganti karena pandemi covid. Program tambahan gizi anak dan lansia dari hasil tangkapan nelayan, serta donor darah rutin. Pelatihan pembuatan olahan ikan, pelatihan wirausaha di Desa Remen, dan bantuan pengelolaan Pantai Dermaga Purworejo.
Bantuan sosial berbentuk 300 paket beras setiap tiga bulan untuk tiga desa sekitar kilang. Selain iitu, PT.TPPI juga membantu pembangunan rumah layak huni bagi warga kurang mampu.
Terkait perekrutan pegawai, pihaknya juga sudah mewadahi aspirasi warga secara adil dan profesional. Pegawai organik dinperusahaan yang berasal dari Desa Remen saja sebayak 46 orang. Yang dari Desa Tasikharjo sejumlah 24 orang, sedangkan dari Desa Purworejo sebanyak 8 orang.
“Kami sudah banyak sekali merekrut pegawai dari warga ring 1. Itu yang organik saja segitu. Total untuk pegawai di Kecamatan Jenu saja ada 100 orang. Jelas kami tidak bisa berdiri sendiri, kami juga tumbuh bersama warga,” ujarya.
Sementara itu, wakil Ketua DPRD Tuban, M. Miyadi, mengatakan pihaknya akan mengusahakan aspirasi warga tertampung dengan baik. Sekaligus mengawal pembentukan tim investigasi dampak kebakaran.
“Jadi begini ya. Warga punya aspirasi kita tampung kita salurkan dengan hearing ini agar semua terbuka. Perusahan itu punya aturan main dan manajemen sendiri. Kompensasi bisa diberikan jika memang ada dasar hasil penelitian dampak,” seru Miyadi didampingi Ketua Komisi 2 DPRD, Fahmi Fikroni.
Ia menambahkan, pemasangan alarm darurat di lingkungan warga akan segera dilakukan, dan rekrutmen tenaga kerja lokal akan diprioritaskan oleh TPPI. Terkait tuntutan lain, jelas menunggu hasil dari tim investigasi yang telah disepakati bersama. (Fie).

