Tuban- Ujaran klasik yang masih tersemat dalam keluarga Darsono (41) warga Dusun Jeruk, Desa Brangkal, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban kini berubah manis. Dulu dihina sekarang dipuji itulah sederet buah bibir yang bersemayat di keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan ini.
Sejak lahir, kisah hidupnya penuh dengan kesederhanaan dan bahkan jauh dari kata cukup. Kedua orang tuanya yang telah tiada, sejak kecil mengharuskannya bekerja untuk hidup. Hingga kini, tarif hidupnya masih juga minim fasilitas. Dari rumahnya, MCK-nya hingga alat transportasinya.
Dinding rumah papan bolong dihuninya sejak 30 tahun silam. Rumah peninggalan orang tuanya itu masih dipertahankan. Bukan keramik, melainkan tanah hitam masih menjadi alas rumahnya. Gubug cinta disebutnya rumah yang kini ditinggalinya bersama istri dan dua anaknya. Bahkan lampu pijar minyak tanah yang menerangi setiap malam.
Ketidakmampuannya untuk bersekolah tinggi mengharuskannya harus jauh dari pekerjaan mapan. Apalagi untuk menjadi pegawai kantoran, karyawan perusahaan atau bos besar, malah tidak sempat menjadi mimpi.
“Saya dulu memang dari keluarga tidak mampu, untuk makan saja kesulitan kalau tidak bekerja, “ ujarnya dalam bahasa jawa.
Meski hanya bisa menjadi buruh tani dan menjadi tenaga kasar dilakoninya. Sekedar menyambung hidup dan menghadapi kerasnya bisikan tetangga karena finansialnya. Dulu, sering dicibir oleh tetangga karena sering tidak mampu membeli beras untuk makan. Hasil kerja sebagai buruh tidak setiap hari dilakoninya. Menjadikan dapur miliknya enggan mengepul, karena tidak ada yang ditanak.
Kini, hal itu berubah sejalan dengan diberikannya bantuan bedah rumah dari salah satu program TMMD ke 104 yang dilaksanakan oleh Kodim 0811 bersama jajarannya. Tiang rapuh diganti dengan kayu balok, dinding jebol dirubah menjadi dinding bata. Bahkan lampu pijar disulapnya menjadi lampu listrik, hingga MCK dan dapur usang berganti dengan baik.
“Saya kalau melihat ini (rumahnya) ingin menangis mas. Sudah sangat banyak bantuan yang diberikan. Terimakasih pak tentara, saya tidak bisa membalasnya, “ imbuhnya.
Dijadwalkan, hunian sederhana hasil renovasi sudah memasuki 60 persen pembangunannya. Hanya sedikit kekurangan dibagian belakang dan dindidng sisi saja. Dengan gigih dirinya ikut membantu pembangunan setiap harinya.
Dengan rumahnya kini, Darsono berencana akan membuka usaha rumahan kecil. Yakni membuat makanan ringan, seperti kerupuk dan camilan. Rencananya, jajanan ini akan dijual belikan di pasar kecamatan setempat.