TMMD  

Pelita Surya Akan Terangi Ibadah Jemaat Masjid dan Gereja di Konawe

Gereja Pancaran Kasih berlokasi di Desa Wawoporesa, Konawe, Sulawesi Tenggara. Pagi itu, beberapa anggota jemaat bekerja gotong-royong melakukan renovasi pembangunan gereja kecil ini menjadi lebih luas dan megah. Bersama-sama belasan anggota TNI yang sedang melakukan kegiatan TMMD ke-104, renovasi gereja ini diperkirakan memakan waktu setidaknya satu bulan.

Di Kecamatan Anggotoa, Konawe, terdapat tiga gereja yang melayani sekitar 40 KK. Gereja Pancaran Kasih adalah salah satunya, yang melayani sekitar 25 warga Kristiani.

Di tempat lain, belasan anggota TNI bersama masyarakat juga bekerja melakukan renovasi mesjid Nurul Iman, di Desa Lawuka, sekitar 3 km dari lokasi gereja. Program renovasi dua tempat ibadah ini merupakan salah satu program unggulan dari kegiatan TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) ke-104 di Konawe.

Yang menarik, TNI tidak saja membangun dan merenovasi dua tempat ibadah itu, tapi juga melengkapinya dengan sistem penerangan lampu yang memakai energi tenaga surya.

“Kami mencoba memperkenalkan energi tenaga surya sebagai sebuah alternatif baru dalam program pembangunan di TMMD ini. Energi surya merupakan renewable energy (energi terbaharukan) yang sudah selayaknya kita jadikan sebagai fokus utama di Indonesia ini”, ungkap Letkol CPN Fajar Wijaya, Dandim 1417 Kendari, yang juga bertindak sebagai penanggung jawab kegiatan TMMD ini.

“Lampu surya ini sudah didesain tahan cuaca, dan mampu bertahan selama 3 hari tanpa pengisian dalam kondisi ekstrim, misalnya selama 3 hari itu tidak ada matahari sama sekali “, tambahnya.

Yotam, seorang anggota jemaat, mengungkapkan kegembiraannya tentang program renovasi gereja ini. Pria 37 tahun ini juga menuturkan, bahwa kerukunan antar umat beragama di daerahnya sangat baik. “Jika kami ada kegiatan, warga muslim juga ikut membantu, “, kata pria ini.

Penggunaan lampu tenaga surya juga diapresiasi oleh Yulius Bari, jemaat yang kebetulan istrinya bertugas menjadi pendeta di geraja itu. “Tentu, disamping menghemat penggunaan listrik, sumber energi ini bersih dan alami “, katanya lagi.

Sementara itu, di lokasi pembangunan mesjid, Haji La Umara, Kepala Desa Lawuka , juga mengapresiasi bantuan TNI ini. “”Kami sangat terbantu dengan hal ini. Semoga renovasi masjid ini lebih meningkatkan ibadah umat Islam disini “, tambahnya.

Penggunaan teknologi tenaga surya dalam TMMD ini juga memiliki simbol tertentu, tidak hanya memperkenalkan sumber energi ini kepada masyarakat. “Kami berharap, lampu surya ini sebagai simbol kerukunan dan persaudaraan antar warga. Seperti sinar matahari, yang selalu ada dan menerangi siapa saja, tanpa melihat siapapun. Dalam ungkapan Islam, konsep ini disebut sebagai rahmatan lil ‘alamiin, rahmat untuk semuanya, “, jelas Letkol Fajar.

Sebagaimana harapan Yotam dan Yulius, agar lantunan kidung jemaat memuji Tuhan yang dilakukan saat ibadah malam hari tidak lagi gelap temaram, begitu pula harapan jemaah mesjid di Desa Lawuka.

Toleransi, kerukunan dan sikap saling mendukung antar warga bangsa, tanpa melihat siapa dan darimana dia berasal, harus selalu ada, lestari dan menyala hidup dalam jiwa masyarakat. Sebagaimana matahari, selalu menerangi semua makhluk yang ada di bumi tanpa terkecuali.