Jakarta, NusantaraPos – Sejumlah santri menyatakan dukungan terhadap calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (23/11/2018). Alasannya, pasangan nomor urut 01 dinilai paling mewakili kaum santri, terutama melalui Ma’ruf Amin.
“Kami para santri sangat beragam tidak hanya di satu paslon (pasangan calon) tapi di paslon lain juga ada, berdasarkan pertimbangan masing-masing. Tapi kami memutuskan untuk berdiri di paslon nomor urut 01 karena kami melihat bahwa pasangan ini punya program nyata terhadap kepentingan umat santri dan pondok pesantren, terlihat dengan langkah-langkah yang sudah ditempuh,” ujar Pembina Jaringan Santri Sulawesi Selatan (Sulsel)-Jabodetabek Dukung Ulama, Jamaluddin Djunaid, di sela-sela deklarasi.
Di samping itu, imbuh Jamaluddin, dukungan pihaknya diberikan tidak terlepas dari figur Ma’ruf yang dipilih Jokowi sebagai pendamping. Ma’ruf mereka pandang sebagai orang dengan kapasitas lebih, bahkan di antara seluruh sosok yang bertarung di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.
“Keilmuan Kiai Ma’ruf bahkan saya nilai paling tinggi di antara sosok yang bertarung di Pilpres. Saya pernah ikut deklarasi bersama beliau, dan di sana para wartawan yang mewawancarai terlihat terkagum-kagum dengan jawaban, pemahaman dan keilmuan beliau,” tuturnya.
Kapasitas Ma’ruf, imbuh Jamaluddin, sudah dibuktikan di berbagai posisi mulai dari ketika menjadi politisi atau wakil rakyat, pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), hingga menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Selain kapabel, integritas Ma’ruf dipandang terjaga.
“Beliau adalah orang yang tepat masuk dunia politik karena juga memiliki integritas politik yang tinggai dan integritas moral yang tinggi,” kata dia.
Jamaluddin mengakui kaum santri tak hanya mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf, tapi juga pasangan nomor urut 02. Namun pihaknya sekali lagi menyatakan, pasangan petahana yang paling memiliki program nyata bagi kepentingan umat Islam terutama santri, seperti ditetapkannya Hari Santri Nasional.
“Di pasangan lain, ada indikasi atau ada kelompok organisasi masyarakat yang punya cita-cita mengganti ideologi negara. Berdasarkan ijtihad (pencarian kebenaran) politik kita, itu menghilangkan baladan aminan (negeri yang aman dan sentosa),” tandas Jamaluddin. RZ