Jakarta, NusantaraPos – Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan Prabowo pernah membicarakan porsi menteri untuk partai politik (parpol) koalisi dengannya. Bahkan, pembicaraan dengan pria yang juga adik Prabowo itu hingga ke tingkat nama.
“(Pembicaraan soal menteri) dengan saya iya, ada. Ada, ada (pembicaraan sampai nama), saya kira itu antara saya dengan kakak saya,” kata Hashim di Jakarta, Senin (1/4/2019).
Menurut Hashim sudah ada kesepakatan pihaknya dengan PAN serta PKS terkait jumlah kursi menteri yang diberikan apabila Prabowo-Sandi memenangkan Pemilu 2019. Sementara untuk parpol lain masih dalam pembahasan.
“Kita kan sudah sepakat dengan PAN, kalau Pak Prabowo dan Pak Sandi menang itu sudah ada tujuh menteri akan nanti alokasi untuk PAN, enam kursi menteri untuk PKS. Terus untuk partai-partai lain saya kira masih dalam diskusi. Itu sudah jelas,” beber Hashim.
Sementara, politisi Partai Demokrat (PD) Andi Arief, meminta koalisinya tak membahas bagi-bagi jatah kursi menteri. Saat ini baginya, memenangkan Prabowo-Sandi di Pemilu Presiden (Pilpres) jauh lebih penting.
“Partai Demokrat saat mendukung Pak Prabowo memang ditawari beberapa posisi menteri. Namun, Partai Demokrat memilih untuk tidak membahasnya. Opsi kursi menteri itu tidak etis dibicarakan sebelum koalisi menang. Jadi bagi Partai Demokrat dibicarakan saja nanti setelah menang,” ujar Andi.
Ia berharap tim sukses Prabowo-Sandi tak fokus membahas kemenangan terlebih dahulu. Andi mengingatkan Hashim akan kisah Perang Uhud.
“Partai Demokrat menyarankan pada Hashim untuk belajar dari Perang Uhud. Jangan berebut rampasan perang sebelum yakin perang dimenangkan. Nabi Muhammad pernah hampir terbunuh dalam Perang Uhud karena pasukannya berebut rampasan perang, akibat salah informasi intelijen seolah-olah perang sudah menang. Saat ambil rampasan perang, pasukan lawan menyerbu dan menggagalkan kemenangan,” tandas Andi. (RK)