Tuban – Menjadi usahawan merupakan bagian dari cita-cita mulia Suendah (25), warga Desa Beji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Ibu 1 anak itu sejak 2 tahun yang lalu mulai merintis usaha mikro berbahan baku ikan dan hasil laut.
Rumah yang berada di tepian pesisir laut jawa memudahkannya untuk mencari bahan baku dari hasil tangkapan nelayan setempat. Awalnya dirinya hanya mencoba membuat kerupuk ikan. Kerupuk Hand Made itu semula hanya dikonsumsi untuk keluarganya saja. Lambat laun, kerupuk warna putih beraroma gurih yang dikemasnya disukai tetangga. Dan mulai membuat dengan jumlah lumayan banyak.
Sekitar 2 hingga 5 Kg kerupuk kering ludes setiap harinya diborong para sanak keluarga dan tetangga. Niat beruaha kecil-kecilan ini menjadi pijakan dari istri Imam Hambali itu untuk meningkatkan usaha yang mulai dirintisnya.
Bersamaan dengan itu, Suedah mendapat pelatihan pembuatan makanan kerupuk dari berbagai bahan hasil laut dari Pemkab Tuban melalui Balai Latihan Kerja Profinsi Jawa Timur di Tuban. Setelah mafhum komposisi, bahan dan udekan makanan kerupuk, dirinya mulai mempraktekannya di rumah. Mulai dari kerupuk Ikan, Bakso Ikan, Tahu Bakso, Kerupuk Udang, Kerupuk Cumi-Cumi, Bakso Cumi dan Bakso Rajungan bisa dibuatnya.
Bermodalkan awal sekitar Rp. 3 Juta untuk membeli peralatan pembuatan kerupuk, Suenah merintis usahanya bersama sang suami. Ketelatenan dan ketekunannya membuahkan hasil. Hasil olahan ikan berupa kerupuk itu mampu dijualnya dengan system mikro. Mulai dari menjual kepada tetangga, teman dekat, perkawanan di Medsos, hingga menjual di pertokoan dan oleh-oleh khas Tuban.
“kalau kerupuk ikan itu harganya berkisar antara Rp. 20 ribu hingga Rp.25 ribu Per-Kg. Kalau yang bahan baku dari Cumi itu antara Rp. 40 ribuan per- Kg nya. Kita awalnya usaha sendiri dan dijualbelikan kepada teman saja, “ jelas Suendah usai membuat kerupuk ikan di rumahnya, Selasa (28/5), sore.
Lanjut Suendah, kesuksesannya itu kini tidak hanya dinikmati sendiri. Melihat ibu- ibu rumah tangga di dekat rumahnya banyak yang tidak memiliki usaha membuatnya bergerak hati . Alangkah indahnya kalau mereka bisa memiliki pekerjaan rumah yang juga menghasilkan.
Kemudian, tercetuslah kelompok belajar usaha mikro Sri Katon Mandiri. Nama usaha debutan Suendah ini tidak semudah yang dibayangkan. Membuat kerupuk lantas menjual hasilnya dan laku, itu tidak. Suendah harus rela membagi resep dan mengajarkan ilmunya kepada sekitar 10 wanita tetangganya. Tentang bagaimana membuat dan membungkus makanan layak jual di pasaran.
Kesulitan jelas ada, sebab para wanita yang di ajarkan tidak semua mampu menyerap ilmu usahanya. Kegigihan dan tidak enggan lelah untukberbagi menjadi kunci sukses Suendah dalam membina ibu rumah tangga agar memiliki kemandirian ekonomi.
“sekitar 1 tahun saya ajarkan keapda mereka, hingga bisa menghasilkan makanan yang baik dan layak dijual belikan. Kini dalam sebulan sudah bisa meraup omset kotor sekitar Rp. 1-2 juta, “ kata Suendah.
Semakin banyak wanita yang hendak bergabung dalam usaha mandiri yang didalanginya. Namun keterbatasan alat saha dan modal juga menajadi kendala. Akan tetapi, wanitakeahiran Jombang itu akan terus menebarkan kebaikan memalui usaha mikro yang ditandanginya. (Afi)