Nusantarapos,-Ratusan Alumni dan Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Alumni Mahasiswa Banten (HIMABA) dan Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta sukses menggelar Halal bi Halal dengan mengusung tema “61 Tahun HMB Membinan Banten” pada, Minggu (16/6), di Aula Gubernur Banten, KP3B, Serang.
Ketua Penyelanggara Jhojon Suhendar Andari, S.Ag, dalam keterangannya mengatakan, bahwa acara tersebut selain halal bihalal, juga pelantikan pengurus baru Yayasan HIMABA Periode 2019 – 2022 dan Milad HMB yang ke 61 Tahun. “Acara yang diselenggarakan ini halal bi halal Alumni dan Mahasiswa Banten (HMB), pelantikan pengurus baru Yayasan Himaba sekaligus perayaan 61 tahun HMB berdiri untuk Banten,” terang Jhojon yang juga mantan Ketua Umum HMB 2015 (17/6).
Ketua yayasan terlantik, Drs. H. Muhammad Zen, MM, menjelaskan Himpunan Alumni Mahasiswa Banten (HIMABA) adalah Organisasi Alumni yang bukan hanya sekedar wadah perkumpulan saja, tetapi HIMABA adalah yayasan yang menaungi Organisasi HMB.
HIMABA akan mendorong HMB memberikan fasilatas kepada Mahasiswa khususnya wilayah seperti Asrama, yang bertujuan untuk menghimpun dan mempersatukan mahasiswa Banten yang kuliah di Jakarta dangan berlandaskan kepada tiga asasi Intelektualitas, Pluralitas dan Kekeluargaan. “HMB harus memberikan kontribusi kepada Banten salah satunya bersinerginya antara HMB dan pemerintahan Banten dalam bidang pembangunan daerah. Mahasiswa Banten harus bias memberikan masukan atas kebijakan-kebijkan pemerintah Banten,” jelas M Zen selaku Katua Yayasan HIMABA Periode 2019 – 2022 yang juga merupakan mantan Ketua Komisariat HMB IAIN Jakarta 1988 – 1990.
Hal senada disapampaikan, Dr. Hasani, M.A salah satu Alumni HMB yang sekarang Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia mengaskan HMB harus menjadi lokomotif untuk perkembangan Banten dan memegang kebijakan disemua lini. “HMB sudah 61 tahun, saya perhatikan hubungannya dengan pemerintahan banten itu sendiri kurang pendekatanya. Dari zaman saya 2001 sampai sekarang 2019 sudah hampir 19th saya ada di HMB, kayanya belum ada beasiswa dari pemerintah banten, mulai dari provinsi sampai dengan kabupaten/kota. Dan tadi juga masalah asrama HMB masih dikeluh-keluhkan, seharusnya tidak perlu dikoar-koarkan lagi. Harus ada sinergitas antara pemerintahan banten dengan HMB,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Drs.H Babay Sujawandi, menilai Banten sudah mengalami peningkatan dari sisi fisik, tetapi kesejahteraan rakyat masih kurang, masih perlu kerja keras, karena masih jauh dari harapan semula. Ia berharap gubernur mampu bersinergi dan mengakomodir sumber daya di kabupaten/kota. Jangan ada sikap egoisme antara pemerintah provinsi dan kabupaten kota. Kalau seluruhnya bisa bersinergi, APBD sebagai sumber pembangunan, Provinsi 11 Triliun, kabupaten berapa triliun, kota berapa triliun. “Kalau itu di satukan untuk menggarap 10.000.000 penduduk provinsi Banten, asal sinergi. Padu antara kebijakan provinsi dan kabupaten kota. Jangan saling ego. Kadang kabupaten kota menilai provinsi, ada istilah kabupaten ke 8,” ujar Babay.
Babay juga menegaskan, HMB Jakarta harus banyak berkomunikasi kepada pemerintah daerah, dan mengkritik pemerintah. Bagaimanapun HMB sudah melekat sebagai label intelektual yang memiliki idealismenya murni, belum terpengaruh kepentingan apapun. Seperti yang di sampaikan oleh Gubernur Banten Wahidin pada sambutannya berharap seperti itu. “HMB Jakarta juga harus mengkritik membangun jangan ragu-ragu terhadap kinerja Pemerintah daerah.” Tegasnya.
Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta merupakan organisasi mahasiswa berbasis kedaerahan asal Banten tertua, lahir pada 05 Oktober 1958, di Salemba, Jakarta. HMB Jakarta telah hadir jauh sebelum Provinsi Banten berdiri. Sejarah mencatat, HMB Jakarta termasuk salah satu organ kemahasiswaan yang paling aktif memperjuangkan Banten menjadi daerah otonom baru, lepas dari Jawa Barat.
Selama ini, HMB Jakarta selalu identik dengan Almarhum Eki Syachrudin, seorang politisi ulung kelahiran Pandeglang, pernah menjadi Anggota DPR RI, mantan Dubes RI untuk Kanada, aktifis dan jurnalis yang mengharumkan nama Banten di dalam dan luar negeri. Semasa kuliah di Universitas Indonesia (UI), Alm. Eki bersama rekan-rekan sedaerah mendirikan HMB Jakarta. Kala itu, tujuan awal HMB Jakarta adalah sebagai wadah untuk saling berbagi dan bertukar pikiran sesama mahasiswa di perantauan.
Estafet perjuangan Alm. Eki dilanjutkan oleh banyak tokoh, antara lain Prof. Dr. Amin Suma, Prof. Rif’at Syauqi Nawawi, Prof. Tb. Ronny R. Nitibaskara dan Dr. Hariri Hadie yang banyak bergiat di bidang pendidikan, sosial dan keagamaan. Selanjutnya, M. Babay Sujawandi, Tb. Ace Hasan Syadzili, dan Encop Sofiah yang terlibat aktif di partai politik. Di bidang riset, konsultan politik dan strategic PR, ada nama Dr. Saiful Mujani, Taftazani, dan Dr. Ali Nurdin. Di bidang ekonomi, sosial & pemberdayaan masyarakat, muncul nama Anarita Sofiah, Humaedi Hasan, Mohamad Zen, Anang Ainal Yaqien, Uci Sanusi, Sonhaji Ujaji, dan Muslih M. Amin. Di bidang hukum, ada nama Subarkah. Serta, ratusan dan bahkan ribuan nama alumni HMB Jakarta, yang pulang ke Banten membangun daerah tercinta.
Sekitar tahun 1980an, HMB Jakarta berpindah domisi dari Salemba ke Ciputat, Tangsel. Sejak 2006, HMB Jakarta telah memiliki sekretariat dan asrama yang permanen, hibah dari Pemprov Banten. Di asrama ini, setiap tahunnya, HMB Jakarta menampung tak kurang dari 100 orang mahasiswa asal Banten yang kuliah di Ciputat, Jakarta dan sekitarnya.
Peran HMB Jakarta sangat vital dalam mempermudah para mahasiswa asal Banten memperoleh tempat tinggal yang layak, serta sarana diskusi dan berorganisasi yang nyaman. Jika dilihat dari profil mahasiswa yang tergabung di HMB Jakarta, mereka rerata lahir dari orang tua berpenghasilan menengah ke bawah. Namun, mereka memiliki tekad yang sangat kuat untuk menjadi golongan terdidik, dan setelah bergelar sarjana, mereka kembali lagi ke kampung halaman, meningkatkan kualitas SDM, membangun Banten. (ROBI GOBRIZ).