Nusantarapos,- Pasca Tsunami di Pandeglang Banten merupakan tugas terberat bagi pihak terkait untuk meminimalisir jatuhnya korban yang lebih banyak lagi. Hal ini selalu diupayakan oleh pihak BMKG dalam pemasangan alat-alat pendeteksi Tsunami baik yang disebabkan dari bergesernya lempeng maupun akibat gempa yang diakibatkan oleh meletusnya Gunung berapi.
Menurut Taufan Maulana, Kabag Humas BMKG, Kamis (27/12) saat ini pihak BMKG melakukan pemasangan/mensinergikan sensor- sensor tsunami yang dimiliki oleh BMKG agar mampu membaca adanya potensi-potensi tsunami yang diakibatkan dari potensi longsoran dan erupsi aktivitas vulkanik anak Gunung krakatau.
Alat yang diberinama Tide Gauge ini diyakini dapat mengukur perubahan muka laut secara mekanik dan otomatis yang dapat mengukur pasang surutnya air laut sehingga akan mempercepat mendeteksi terjadinya Tsunami.
Tide Gauge ini juga dilengkapi dengan sensor radar, pressure. Jika kondisi perairan memungkinkan (gelombang dan kecepatan arus tidak terlalu besar) ditambah dengan sensor pelampung yang menghasilkan data dari ketiga sensor kemudian disimpan dalam sebuah mesin pencatat data yang tersimpan dalam box panel bersama sistem operasi ketiga sensor. Data hasil pengamatan akan diterima oleh Bakosurtanal dan BMG secara tepat waktu dengan menggunakan satelit komunikasi VSAT.
Bahkan, pihaknya dengan antar kementerian dan lembaga masih terus mendiskusikan teknologi maupun lokasi penempatan sensor tersebut.
“Alat ini sebenarnya bukan peranti baru. Ia menyebut sensor tsunami tersebut sebenarnya sudah dipasang di berbagai tempat,” terangnya.
BMKG bahkan berencana memasang sensor di tiga titik untuk memantau perkembangan gunung anak Krakatau yang titiknya tidak begitu jauh dari Gunung Krakatau.
Taufan memastikan, Januari alat tersebut sudah terpasang. “Secepatnya. Januari bisa terpasang,” tambahnya.
Namun Kabag Humas ini menyadari jika alat ini masih jauh dari cukup untuk memnuhi kebutuhan di Indonesia karena luasnya Indonesia.(JOKO)