Jakarta, NusantaraPos – PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, melakukan penandatanganan kerjasama dengan Korean Housing and Urban Guarantee Corporation (HUG) terkait pertukaran informasi seputar kebijakan perumahan dan jaminan/sistem pembiayaan perumahan.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tersebut dilakukan oleh Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, dan Presiden HUG, Lee Chae-Kwang. Hadir dalam kesempatan tersebut Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Wahyu Utomo, dan Duta Besar Korea Selatan, Kim Chang-Beom, serta Direktur Kekayaan Negara Dipisahkan, Kementerian Keuangan, Meirijal Nur, mewakili Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan RI.
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo dalam sambutannya mengatakan bahwa kerjasama ini merupakan sinergi nyata dari kedua pihak dalam rangka pengembangan industri perumahan, khususnya rumah yang diperuntukan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Melalui kerjasama ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dan dasar bagi kedua belah pihak dalam melakukan kerjasama, penelitian, berbagi informasi, berbagi pengetahuan, yang berkaitan erat dengan pembiayaan perumahan,” ucap Ananta saat penandatangan MoU di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (16/7).
Senada dengan itu Presiden HUG, Lee Chae-Kwang menyambut baik jalinan kerja sama tersebut, dimana SMF dan HUG memiliki kesamaan fungsi/peran dalam mendukung pengembangan industri perumahan.
Kerjasama antara SMF dan HUG ini akan berlangsung selama satu tahun, dan melingkupi 5 hal, diantaranya yakni pertukaran bahan materi / dokumen dan Informasi mengenai kebijakan perumahan; serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam kaitannya dengan pengoperasian sistem Jaminan.
Selain itu, kerjasama juga ditujukan untuk menemukan kebijakan dan peluang baru terkait jaminan; pertukaran informasi terkait pasar perumahan, pembinaan sumber daya manusia dan penegakan kemitraan bersama.
Dalam kesempatan tersebut, Ananta menyampaikan bahwa backlog peumahan di Indonesia masih sangat tinggi. Jumlah tersebut di prediksi masih akan bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang akan mencapai 305,65 juta pada tahun 2035 serta meningkatnya urbanisasi Pemerintah sendiri dalam rencana jangka menengah panjangnya telah menargetkan untuk menurunkan backlog sebesar 5 juta pada tahun 2019 ini.
Terkait hal itu, Ananta menuturkan bahwa HUG yang menjalani bisnis utamanya yakni guarantee dan pengelolaan dana perumahan dan permukiman (NHUF), telah berhasil membantu lebih dari 12 juta rumah tangga dalam hal kepemilikan rumah melalui skema guarantee, dengan total nilai jaminan mencapa 1.183 Triliun Won Korea. “Apa yang dilakukan HUG dengan membantu lebih dari 12 juta rumah tangga dalam kepemilikan rumah ini juga telah membantu pemerintah mereka mencapai tujuannya,” imbuh Ananta.
Bukan tidak mungkin model bisnis penjaminan perumahan yang dilakukan HUG, kata Ananta, dapat menjadi rujukan bagi SMF dalam membantu meringankan beban Pemerintah dalam memperluas akses ketersediaan rumah yang layak dan terjangkau untuk MBR, serta mendorong pertumbuhan industri perumahan di Indonesia lebih luas lagi. (RIE)