Jakarta, Nusantarapos – Apa yang ada dipikirkanAndaketika mendengar kata Korea? Kebanyakan orang mungkin akan menjawab K-pop ataudrama Korea. Faktanya, selain Korean Wave-nya, secara global Korea lebih di akui akan teknologi dan pelayanan medisnya yang luar biasa. Namun, sayang sekali, keunggulan medis Korea ini masih belum dikenal baik oleh masyarakat Indonesia.
Sebagai target pasar pariwisata yang sangat penting bagi Korea, tahun lalu Indonesia menyumbang sekitar 250 ribu wisatawan ke Korea. Tahun ini, angka tersebut diperkirakan akan meningkat ke angka 300 ribuan wisatawan. Dengan demikian, promosi pariwisata medis dan wellness di Indonesia pun harus digalakan, sejalan dengan promosi destinasi pariwisata Korea lainnya.
Korea Tourism Organization (KTO) pada 19 – 21 Juli 2019 menggelar acara “Korea Medical & Wellness Tourism Roadshow” dengan skala besar pertama di Indonesia. Dalam rangkaian acara tersebut di atas,
terdapat dua jenis acara yang digelar yaitu B2B (Business to Business) dan B2C (Business to Customer). Acara B2B digelar di Hotel Mulia Jakarta pada tanggal 19 Juli 2019. Acara ini dihadiri langsung oleh 15 institusi medis dan industri terkait Korea termasuk Banobagi dan Asan Medical Center. Selain itu, lebih dari 80 agen travel, rumah
sakit dan industri terkait Indonesia juga hadir untuk sesi business matching.
Sementara itu, acara B2C digelar selama dua hari di Emporium Pluit Mall, 20 – 21 Juli 2019. Berbagai acara menarik akan digelar termasuk konsultasi KTO juga mendatangkan kembali tim pertunjukan non-verbal CHEF dan Painters untuk menghibur pengunjung. Selain itu, aka nada juga talk-show tentang kecantikan dari influencer terkenal Indonesia Furry Citra, Michimomo, Cheanuh dan Sanly Liuu.
Eksekutif Direktur Pengembangan Produk Wisata KTO, Han Hwa Joon, mengatakan “Tren pariwisata medis dari Indonesia ke Korea cukup positif untuk saat ini. Tahun lalu terdapat 3,270 wisatawan medis dari Indonesia ke Korea, meningkat 37 persen dari tahun sebelumnya. Indonesia sebagai negara dengan populasi terbanyak keempat di dunia akan menjadi kunci penting untuk diversifikasi pasar pariwisata Korea di Asia Tenggara. Dengan demikian, adalah tugas kami untuk terus berusaha mempromosikan pariwisata medis Korea kepada masyarakat Indonesia.” ujarnya.
Harapannya, acara ini menjadi pembuka untuk acara kolaboratif Indonesia-Korea lainnya yang akan meningkatkan kegiatan tourisim kedua pihak melalui bidang kesehatan dan kecantikan. (*)