“Artinya sebagai Perwira, Komandan, ataupun staf, harus mampu melihat perkiraan keadaan dengan memperhatikan trend perubahan,”
Tegas Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. saat memberikan pengarahan kepada 1.226 peserta Sesko TNI, Sespimti Polri, Sesko Angkatan dan Sespimmen Polri, pada acara Program Kegiatan Bersama (PKB) Kejuangan yang bertemakan ”SDM
Unggul-Indonesia Maju”, bertempat di gedung Juang Yos Sudarso Sesko TNI , Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2019).
”Apapun permasalahan yang mungkin terjadi di wilayah tanggung jawab kalian, dapat kalian antisipasi sebelumnya. Itulah pentingnya berkomunikasi, berkoordinasi, dan berkolaborasi dalam suatu upaya sinergis bersama kekuatan lain seperti Polri, Pemerintah Daerah, LSM, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, serta komponen bangsa lainnya,” kata Panglima TNI.
Panglima TNI mengatakan bahwa perang di masa depan membentuk peran militer semakin kompleks. Memahami strategi militer saat ini, sama dengan memahami pertempuran di era hiperkonektivitas, evolusi teknologi yang semakin cepat, dengan adanya revolusi industri, serta munculnya perang hybrid dan asimetrik.
“Indonesia adalah negara besar ditinjau dari luas wilayah, jumlah penduduk, ragam budaya dan kekayaan alamnya. Diperlukan upaya besar untuk memperjuangkan kemerdekaannya dan menjaga tetap dalam wadah persatuan dan kesatuan,” ucap Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto juga menyampaikan bahwa lingkungan strategis, tantangan dan ancaman akan terus berubah, sehingga peran TNI pun akan terus berubah, berevolusi menyesuaikan perkembangan jaman.
Menurut Panglima TNI, pelaku peperangan tidak lagi diidentifikasi sebagai kekuatan militer saja, tetapi pihak-pihak yang memiliki kekuatan fisik maupun non-fisik bisa melakukan peperangan.
“Seperti perang politik, perang ideologi, perang media, perang informasi, perang opini, perang ekonomi atau perang dagang, perang hukum, dan lain-lain,” jelasnya.
Di sisi lain Panglima TNI menyatakan bahwa peran militer masa depan akan lebih banyak selain tugas bertempur.
Militer juga melakukan tugas keamanan membantu kepolisian, tuntutan misi kultural membangun pengaruh dan hubungan internasional yang semakin meningkat, seperti pengamanan jaringan logistik, pengamanan obyek vital, pasukan perdamaian PBB, penanggulangan bencana, dan mengatasi aksi terorisme bersama komponen bangsa lainnya.
”TNI adalah tentara profesional yang dibangun untuk mencapai keunggulan-keunggulan secara kapasitas yaitu well educated (terdidik), well trained (terlatih), well organized (terorganisasi), well equiped (dilengkapi kebutuhannya), well lead (terpimpin), dan adaptif,” ungkap Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Adapun secara kapabilitas, TNI memiliki kemampuan operasi, dapat dikerahkan dengan cepat, dan mampu dibebani berbagai macam tugas.
Sedangkan secara kompatibilitas, siap bersinergi dan bekerjasama dengan organisasi yang lebih kompleks.
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto berpesan bahwa TNI sebagai organisasi militer profesional harus terus menata diri, tentunya membutuhkan perwira-perwira yang kompeten seperti yang berada di sini.
”Perwira-perwira lulusan Sesko TNI diharapkan menjadi figur-figur pemimpin TNI masa depan yang adaptif, tidak alergi dengan perubahan.
Setiap saat kita harus siap berubah karena lingkungan di sekitar kita juga terus berubah,” pungkasnya.