Jakarta, NusantaraPos – Produsen hoaks merupakan pihak yang paling bertanggungjawab atas tersebarnya informasi bohong tersebut. Masyarakat biasa terutama yang ikut-ikutan menyebar hoaks karena minimnya pengetahuan, dinilai hanya merupakan korban.
“Yang paling berdosa itu orang yang ada di balik suatu hoaks. Produser (pembuat) hoaks itu yang paling berdosa,” ujar dosen Universitas Indonesia Mulawarman Hannase, di diskusi ‘Menjaga Demokrasi dari Bahaya Hoaks untuk Pemilu yang Jujur dan Berintegritas’ yang dihelat Indonesian Democracy Network (IDN), Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (22/1/2019).
Produsen yang dimaksud, kata Mulawarman, ialah para politisi yang terlibat dan memiliki kepentingan dalam pembuatan serta penyebaran hoaks. Tak terkecuali tokoh agama.
“Masyarakat (yang ikut menyebarkan hoaks) tidak sepenuhnya salah, karena mereka konsumen. Yang paling berdosa ialah mereka para politisi, agamawan yang selalu memproduksi hoaks, informasi tidak benar,” tuturnya.
Ia memiliki cara agar masyarakat khususnya umat beragama, tak menjadi korban hoaks. Caranya dengan mengamalkan perintah agama yang tetap mengedepankan nalar atau akal sehat. Upaya ini dinilai penting, mengingat masifnya penyebaran hoaks di masa pemilu.
“Jangan beragama secara doktriner, beragama tapi tidak menggunakan akal sehat atau rasio. Atau dalam Islam disebut tekstual. Jadi korban hoaks ini bukan karena tingkat beragama kita, tapi cara beragama yang menentukan,” tandas Direktur Arabiatta Institute. (RK)