*Zaman dahulu banyak dokter yang merokok, malahan ada cerita dokter dahulu kerja sambil merokok*
*Zaman sekarang sudah sangat susah menemukan dokter yang merokok walaupun di luar Rumah Sakit atau Ruangan Praktek, setiap kali pasien yang sakit batuk datang pasti pertama yang ditanyakan apakah bapak atau ibu merokok, jika bilang iya, langsung suruh jangan, khususnya dokter specialis.*
*Mengapa para dokter tidak lagi merokok? Hasil investigasi ada beberapa hal yang membuat dokter tidak lagi merokok, yaitu, khususnya dr. specialis hampir setiap hari menemukan orang yang mati karena kanker paru-paru dan jantung, rata-rata dari mereka yang mati karena perokok.*
*Sejak saya masih anak-anak atau sekitar 9 tahun, saya sudah mulai belajar merokok, dari beli per batang hingga beli per slop. Pada tahun 2002 sehari saya dapat habiskan rokok 3 bungkus hingga 4 bungkus, gilanya sejarah saya merokok, kalau malam hari rokok habis, saya cari puntung rokok untuk dihidupkan dan diisap. Saya mencoba berhenti rokok pada tahun 2002, berhasil berhenti sekitar 6 bulan, kemudian gagal dan melanjutkan merokok semakin parah juga, jadinya 4 bungkus hingga 5 bungkus per hari.*
*Pada tahun 2003, saya dapat penyakit asam lambung yang hebat, berobatnya keliling, hampir sama dengan orang stres, dokter minta saya berhenti merokok, karena saya lebih banyak merokok dan jarang makan, pada tahun 2004 saya berhenti merokok hingga hari ini dan akan datang.*
*Faktor-faktor yang mendorong saya berhenti merokok adalah karena suka sakit batuk-batuk, asam lambung, banyak melihat orang sakit kanker paru karena banyak merokok, mulut selalu bau rokok, rumah bau rokok, kamar tidur bau rokok, keluar rumah mulai banyak tempat dilarang merokok dan setelah saya amati merokok itu rugi total serta tidak ada untungnya sama sekali.*
*Cara berhenti rokok sangat mudah, awalnya isap jangan pernah menelan asapnya walaupun harus 1 kali, kuatkan niat, berusaha tahan untuk tidak merokok, kecuali sudah tidak tahan, isap tapi berjanji pada diri sendiri agar tidak menelan asapnya, isap rokok tanpa menelan asapnya lama-lama pasti membosankan dan akhirnya pasti berhenti.*
*Bayangkan betapa mengerikan seorang perokok yang hampir setiap saat (kecuali tidur) mengisap rokok dan menelan asapnya ke dalam paru-paru dan saluran pernafasannya. Bayangkan ada restoran kepiting asap, kepiting sampai mateng hanya dengan asap, apakah perokok mau matengkan paru-paru dan saluran pernafasannya dengan menelan asap rokok?*
*Pada tahun 2017 saya diundang oleh beberapa teman dari China untuk main dan kunjungan kerjaan ke China, salah satunya punya pabrik besar di China. Pada waktu itu saya berangkat sekeluarga atau lima orang, saya membawa puluhan bungkus rokok ke China dengan macam-macam merek bertujuan memberikan rokok-rokok itu ke teman-teman saya dan saudara saya. Karena seingat saya mereka rata-rata perokok.*
*Sesampai di China saya keluarkan rokok-rokok tersebut untuk diberikan ke mereka, ternyata cara berpikir mereka sudah berubah drastis, mereka memberikan jawaban seakan menolak rokok yang saya berikan, namun dengan cara halus, lain kali kalau ke China, jangan lagi bawa rokok, kami di sini sudah mulai sangat jarang yang merokok, nanti kamu lihat ya, Lao Ban yang punya pabrik dan keluarganya yang dulunya perokok sudah pada berhenti merokok dan rajin olahraga termasuk teman saya yang menjemput saya itu, dan karyawan pabrik pun sudah banyak yang berhenti merokok.*
*Saya tanya, mengapa kalian berubah jadi banyak yang berhenti merokok? Jawabannya simple, untuk apa merokok, uang habis, kita harus kena sakit batuk-batuk dan tidak ada untungnya sama sekali.*
*Ditambah lagi, coba perhatikan baik-baik, kalau dahulu kita ke Singapore banyak orang merokok, sudah berbeda dengan sekarang kita ke Singapore, khususnya rakyat Singapore sudah sangat jarang yang masih merokok, cara amatinya kita bisa melihat tempat-tempat merokok di sana*
*Sebagai catatan, kemiskinan akan semakin mendalam dan bertambah karena kecanduan merokok*
*Semoga penulisan ini dapat membawa manfaat bagi banyak orang, Apabila berkenan, silahkan disebarkan seluas-luasnya.*
Penulis: *Mr.Kan*