Jakarta, Nusantatapos — Teater Garasi melalui proyek Multitude of Peer Gynts (MPG) mendapat penghargaan Ibsen Scholarship 2019 dari Ibsen Awards, Norwegia. MPG menjadi pememang bersama dengan empat karya lain dari empat negara, yakni India, Perancis, Cina, dan Lebanon. Oleh karena itu, perwakilan Teater Garasi akan berangkat ke Skien, Norwegia untuk menerima penghargaan pada 23 Oktober 2019.
MPG merupakan proyek kolaborasi internasional yang dirintis, diproduksi, dan dipimpin oleh kelompok seniman dari Indonesia, dengan melibatkan seniman-seniman Asia (Jepang, Sri Lanka, dan Vietnam) sebagai kolaborator. Sejumlah seniman ternama yang terlibat dalam proyek tersebut adalah Takao Kawaguchi, Micari, dan Yasuhiro Morinaga dari Jepang; Venuri Parera dari Sri Lanka; serta Nguyen Manh Hung dari Vietnam. Sedangkan seniman Indonesia yang terlibat adalah Gunawan Maryanto, Arsita Iswardhani, MN Qomaruddin, dan Ignatius Sugiarto dari Teater Garasi.
MPG dirintis oleh Yudi Ahmad Yajudin (Sutradara) dan Ugoran Prasad (Dramaturg). Bertindak sebagai Produser Eksekutif adalah Rama Thaharani, produser seni budaya yang berfokus pada kerja sama internasional. Sedangkan Shizuoka Performing Arts Center (SPAC), Jepang bertindak sebagai Co-producer.
“Pertunjukan ini menggunakan lakon Peer Gynt karya Henrik Ibsen sebagai kerangka dramaturgi untuk membuat pertunjukan tentang isu kesalingterhubungan dunia terkini dan konflik-konflik baru yang diakibatkannya (rasa takut dan kecemasan baru),” ungkap Yudi saat Press Gartering di Co-working Space Bekraf, Gedung Kementerian BUMN lantai 15, pada Senin (14/10/2019) seperti dikutip dari Siaran Pers Bekraf.
Setelah proses panjang selama dua tahun, dari riset hingga workshop kolaboratif, mencakup perjalanan ke berbagai kota dan negara, karya pertunjukan yang dihasilkan dalam proyek MPG akan dipentaskan secara perdana pada 5-19 November di Shizuoka Arts Theater.
Bekraf memberi dukungan sejak proses riset hingga pengembangan produksi MPG melalui fasilitasi travel grant untuk keberangkatan seniman Indonesia ke Colombo, Sri Lanka (2018) dan Tokyo, Jepang (2019). Sejak 2016, Bekraf telah memberikan bantuan travel grant kepada sejumlah pelaku kreatif untuk tampil dan terlibat dalam ajang internasional. Total fasilitasi travel grant telah diberikan kepada 109 penerima hingga September 2019.
Deputi Hubungan Antarlembaga dan Wilayah Bekraf Endah Wahyu Sulistianti menjelaskan travel grant diberikan kepada pelaku kreatif baik perorangan, organisasi/komunitas, satuan pendidikan, lembaga, maupun pemerintah daerah (pemda). Program ini didukung melalui layanan terpadu Satu Pintu yang dapat diakses dengan mengajukan proposal ke www.satupintu.bekraf.go.id.
“Pelaku kreatif sebagai ujung tombak ekonomi Indonesia perlu didukung untuk meningkatkan kapasitas, terutama dalam 3 hal, yakni memperluas wawasan terhadap perkembangan industri kreatif luar negeri, meningkatkan kemampuan sehingga mampu setara dengan pelaku kreatif luar negeri, serta memperluas dan memperkuat jejaring internasional dan peluang kerja sama investasi. Oleh karena itu, travel grant sangat penting,” jelas Endah.
Sementara itu, subsektor seni pertunjukan Tanah Air terus mengalami perkembangan positif. Pada 2015, subsektor ini memberi sumbangan Rp2,2 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dengan laju pertumbuhan 6,03%. Selain itu, subsektor ini juga menyerap tenaga kerja 1,06% dari total pekerja kreatif. (*)