Jakarta, NusantaraPos – Hasto Kristiyanto Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin menegaskan bahwa kubu Prabowo-Sandi telah melakukan kesalahan fatal dengan masuk ke Jawa Tengah.
“Jawa Tengah tetap solid. Prabowo-Sandi lupa bahwa syarat menyerang basis pertahanan lawan memerlukan soliditas di internal. Akibat koalisi Prabowo tidak solid, maka kolaborasi Parpol Koalisi Indonesia Kerja (KIK) dan Relawan berhasil mengubah peta Jawa Barat, sehingga kini menjadi Rumah Jokowi-KH Ma’ruf Amin,” kata Hasto Kristiyanto, Kamis (14/2/2019) seperti dikutip dari laman resmi PDI Perjuangan.
Pergeseran peta politik di Jawa Barat, menurut Hasto, diperkuat oleh hasil survey IndoPolling, dan survey lembaga kredibel lainnya, dimana elektabilitas Jokowi-KH Maruf Amin mencapai 41,7 %, sedangkan Prabowo-Sandi turun hanya menjadi 37,9%. Survey internal bahkan menempatkan elektabilitas Pak Jokowi-KH Maruf Amin di Jabar mencapai 52,4%.
“Dukungan para tokoh Jawa Barat sepert Agum Gumelar, Ridwan Kamil, TB Hasanuddin, Deddy Mizwar, Deddy Mulyadi, dan tokoh-tokoh sentral seperti Solichin GP, telah mengubah drastis peta politik Jawa Barat. Terlebih, KH. Ma’ruf Amin juga berkontribusi besar terhadap menguatnya dukungan umat Muslim. Posisi Pak Jokowi sebagai incumbent yang berprestasi juga menjadi faktor berubahnya peta politik,” jelas Hasto.
Disisi lain, upaya Prabowo-Sandi masuk ke Jawa Tengah membawa kegagalan. Provokasi membuat kantor pemenangan disamping Kantor Pemenangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin dinilai tidak bijak.
“Tidak sesuai nilai-nilai yang diteladani masyarakat Jawa Tengah, dan malah melukai perasaan masyarakat yang mengedepankan tradisi hidup rukun-gotong royong,” ujar Hasto.
Maka yang terjadi adalah kerugian ganda, Jawa Tengah tidak membuahkan hasil dan Jawa Barat kebobolan. Atas perubahan peta politik di Jawa Barat tersebut, maka seluruh Parpol KIK, relawan dan tokoh mendapatkan amunisi baru untuk memenangkan Jokowi-KH Maruf Amin di atas 63%. (*)