Jakarta, NusantaraPos – Penyusunan Kabinet Indonesia Maju Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin diapresiasi masyarakat. Salah satunya elemen masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) di Jakarta.
Ketua Komunitas Pemuda NTT Jakarta, Emanuel Mikael Kota, mengatakan kabinet saat ini mencerminkan upaya mempersatukan bangsa, pasca Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.
“Pilpres sudah selesai namun masih ada meninggalkan gesekan sedikit, itu biasa dalam politik. Tapi ketika Pak Jokowi bisa memasukkan Pak Prabowo ke dalam kabinet, kami meyakini bahwa suhu politik akan semakin adem dan kondusif,” kata Emanuel di sela Kirab Budaya Nusantara yang digelar Garda NTT, di sekitar Monas, Jakarta Pusat, Minggu (27/10/2019).
Ia berharap seluruh masyarakat mendukung kabinet anyar selama lima tahun ke depan. Karena pemerintahan sekarang merupakan wujud suara rakyat Indonesia kebanyakan.
“Ke depannya kita berharap semua anak bangsa menghormati proses politik yang sudah ada, menghormati suara dari mayoritas bangsa ini yang sudah memilih pemerintahan saat ini. Cara menghormatinya dengan memberikan mereka kesempatan untuk bekerja,” jelasnya.
Masyarakat NTT sendiri, disebut Emanuel mendukung kabinet Jokowi-Ma’ruf. Apalagi salah satu menteri mewakili masyarakat di sana, yakni Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate.
Meski begitu, pihaknya tetap akan mengawal jalannya pemerintahan ke depan, terutama jika dirasa menyimpang dari upaya pembenahan bangsa. Mereka tak segan menyampaikan kritik, namun tetap dengan cara-cara yang santun dan elegan.
“Tetapi pada posisi yang sama kami akan mengkritisi juga pemerintahan ini menjadi penyeimbang di luar,” ucap Emanuel.
Lebih lanjut, menyikapi Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2019, Komunitas Pemuda NTT Jakarta mengajak masyarakat khususnya pemuda, kembali ke semangat persatuan yang lahir di momen tersebut.
Adapun guna memperingati Sumpah Pemuda pihaknya menggelar Kirab Budaya Nusantara di Monas.
“Gagasan para pemuda dan pelajar 91 tahun lalu itu mereka bertemu dan berkumpul kemudian berdebat. Lalu dalam debat itu muncul gagasan tentang Indonesia, gagasan itu muncul sebagai suatu kesatuan bersama tentang identitas kebangsaan,” tuturnya.
Semangat persatuan dan kesatuan di tahun 1928 itu, menurut Emanuel harus dirawat dan disebarkan. Mengingat belakangan ini berbagai upaya memecah belah bangsa atas nama preferensi politik yang berbeda dan sentimen SARA, berulang kali terjadi.
Pihaknya pun mendukung aparat keamanan seperti TNI-Polri, menjaga keutuhan NKRI dan ketertiban di masyarakat.
“Ketika itu para pemuda dan pelajar mereka merumuskan tiga identitas kebangsaan yang bukan lahir dari individu dan sebagainya, tetapi identitas yang bisa merangkul siapa saja yang mau bergabung di dalamnya. Kita lihat di situ tidak menyebut suku, agama dan sebagainya tetapi kebersamaan dan keindonesiaan,” papar Emanuel.
“Jadi poin itu yang harus kita pegang dan kita bisa rawat lalu ditularkan pada generasi muda sekarang ini khususnya untuk anak-anak muda dari NTT,” sambung pria yang akrab disapa Manche.