Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Barang impor dari Tiongkok atau China mendominasi di sejumlah pasar di Indonesia khususnya DKI Jakarta. Adapun produk yang membanjiri antara lain tekstil impor, perabotan rumah tangga, sampai mainan anak-anak dan lainnya.
Barang-barang ini antara lain hadir dan dominan di Pasar Tanah Abang, Ruko Auri, pinggir jalan kawasan Tanah Abang, Glodok, Pasar Pancoran, Pasar Pagi Asemka dan lainnya.
Kondisi tersebut dikeluhkan terutama oleh pengusaha UMKM tekstil Indonesia.
“Kami para pengusaha UMKM cukup terganggu dengan kehadiran barang-barang impor yang membanting harga di pasaran. Pasalnya banyak rekan-rekan kami yang sampai gulung tikar akibat adanya barang-barang impor tersebut,” ujar salah seorang pedagang UMKM tekstil di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2019).
Karena itu, pihaknya meminta pemerintah mengatasi masalah ini. Sebab jika tak juga dibenahi, diperkirakan akan semakin bertambah jumlah UMKM tekstil lokal yang gulung tikar akibat tak mampu bersaing.
“Jika tidak maka akan merugikan bagi pengusaha-pengusaha yang ada di Indonesia, bahkan bukan hanya pengusahanya saja tetapi akan berdampak kepada tenaga kerja sehingga bertambahnya pengangguran di Indonesia jika banyak UMKM yang tutup,” jelasnya.
Dia menduga, produk impor tersebut lebih murah harganya karena adanya permainan yang tak sehat di lapangan. Pihaknya pun meminta pemerintah segera turun tangan menindaklanjuti, demi kelangsungan pengusaha UMKM dan para karyawannya.
“Saya mensinyalir barang-barang tersebut diloloskan tanpa adanya pajak dan sebagainya, sehingga harga mereka bisa lebih murah dibandingkan dengan harga tekstil hasil dari UMKM Indonesia,” tandasnya.
Berdasarkan penelusuran tim di lapangan, ada beberapa toko di pasar Tanah Abang yang menjual produk-produk dari China diantaranya YuKuSuKa, Al Fazza Kids, dan Blessing. Lain hal dengan beberapa toko yang ada di ITC Mangga Dua sangat memanjakan pembeli dengan menjual tas, dompet dan koper dari China menggunakan merk ternama yang aspal (asli tapi palsu).
Adapun merk-merk yang berasal dari negeri tirai bambu yang aspal tersebut antara lain merk LV, Coach, D&G, Longchamp, dan lainnya. Dengan harga yang relatif murah di kisaran Rp 50.000 hingga Rp 400.000 untuk KW biasa, sedangkan yang KW super dijual dengan harga Rp 500.000 hingga Rp 800.000.
Dengan harga sangat terjangkau bagi pembeli yang menginginkan barang yang bermerk meskipun kW, sudah pasti para pedagang produk impor tersebut dapat meraup keuntungan yang cukup banyak. Mereka mendapatkan keuntungan di atas penderitaan pedagang ataupun pengusaha yang menjual produk UMKM lokal.
Untuk melindungi UMKM di Indonesia, semoga pemerintah dalam hal Presiden Jokowi diharapkan bisa segera bertindak. Karena diduga ada kelalaian di Kementerian Keuangan khususnya di Dirjen Bea dan Cukai ataupun Dirjen Pajak.