Jakarta, NusantaraPos – Indonesia Pilar (IP) Institute memandang ada pergeseran sistem pendidikan global yang hendak dinasionalisasi oleh pemerintah. Upaya ini dianggap tak sepenuhnya tepat, mengingat corak pendidikan Indonesia yang berbeda dibanding negara-negara lain di dunia.
“Kami melihat ada satu yang hilang atau tergeser yang kemudian pemerintah hari ini mencoba membuat suatu sistem pendidikan, katakanlah dari luar lalu mau di-Indonesia-kan,” ujar Ketua Umum IP Institute, Abdul Rauf dalam diskusi ‘Penguatan Karakter Pendidik dan Kependidikan’, yang mereka gelar di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2019).
“Sementara Indonesia ini punya karakter pendidikan sendiri yang tidak ada samanya di dunia. Karena tidak ada samanya di dunia maka seharusnya itu diangkat lebih besar, lebih jauh lagi,” imbuh dia.
Abdul berharap regulasi maupun kebijakan yang baik, namun belum terlaksana, hendaknya tak dicabut atau dipotong jalan. Apalagi hanya karena pergantian menteri.
Misalnya mengenai ujian nasional (UN). IP Institute berharap persoalan inti dari pendidikan Indonesia, bisa terselesaikan bukan hanya dengan mengganti istilah UN dengan yang lain.
“Jangan undang-undang yang sudah ada, belum terlaksana dengan baik dipotong lagi, hanya karena pencitraan, barunya menterinya dan sebagainya,” tuturnya.
“Contoh UN, sesungguhnya persoalannya tidak hilang dengan istilah-istilah baru saja. Jadi jangan pernah tertipu dengan sebuah istilah-istilah. Masyarakat tidak boleh dibutakan oleh istilah-istilah,” sambung dia.
Adapun diskusi hasil kerja sama dengan Kementerian Agama ini, digelar guna menghasilkan ide atau solusi yang nantinya ditawarkan kepada pemerintah untuk menyelesaikan berbagai persoalan, utamanya pendidikan. Rencananya, kegiatan ini masih akan berlanjut hingga 11 kali pertemuan.
Setelah ini, hasil diskusi akan disimpulkan dan konklusi tersebut akan disampaikan kepada pemerintah sebagai bahan masukan atau koreksi.
Pada diskusi kali ini, IP Institute mengundang Mabrur L Banuna (Indeks Prepstik Indonesia), Harianto Ogi (Sekertaris LP Ma’arif PBNU), Syafaruddin Alih (Sekjen AIPI Institut), dan Thamrin Barudu (Dewan Penasehat Kapten Indonesia) sebagai narasumber.
“Kita akan melaksanakan talkshow-talkshow lagi yang sederhana tapi melahirkan ide-ide yang besar khususnya di bidang pendidikan,” tandas Abdul.