Jakarta, NusantaraPos -Tokoh agama Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara), Ustaz Hanafi mengajak umat menjadikan agama Islam sebagai agama yang benar-benar menjadi rahmat bagi semesta alam atau Islam rahmatan lil-alamin. Sebab, setiap ibadah yang diperintahkan untuk dijalankan seorang Muslim, pada dasarnya diharapkan meningkatkan hubungan dengan Tuhan atau Allah SWT, maupun sesama manusia.
“Setiap ibadah yang diperintahkan Allah tentunya bertujuan untuk meningkatkan hubungan vertikal dan horizontal secara seimbang. Hubungan vertikal yaitu hubungan ubudiyah kita kepada Allah atau hablumminallah, sedangkan hubungan horizontal adalah hubungan muamalah kita kepada sesama Muslim dan makhluk Allah lainnya atau hablumminannas,” ujar Hanafi saat kajian keagamaan di Mesjid Nurul Islah, Jalan Tengkawang, Gunung Lingkas, Tarakan, Kalimantan Utara beberapa waktu lalu.
Ia pun mengajak masyarakat dan umat Islam memerangi radikalisme. Sebab paham tersebut dinilai nyata hadir di tengah-tengah masyarakat dan merusak tatanannya.
“Mari kita bentengi anak-anak kita, karena paham radikalisme sudah mulai menyebar ke tengah masyarakat. Bahkan teman saya seorang NU yang rajin mengaji, tahlilan, disebut sebut bid’ah oleh anaknya sendiri, sehingga timbul rasa kebencian akibat perbedaan yang bukan pokok,” kata Hanafi.
“Kalau (perbedaan) penampilan tidak masalah, penampilan tidak menunjukkan identitas seseorang, yang salah itu adalah sedikit-sedikit menyalahkan orang. Apabila sifat begitu sudah masuk ke dalam lingkungan kita, akhirnya lama-lama kita dianggap kafir, dimusuhi,” imbuhnya.
Karena itu, Hanafi mengajak jemaah dan masyarakat lainnya untuk lebih peduli dan aktif di lingkungan guna mengetahui dan mencegah paham-paham radikal. Apabila ditemukan tetangga, saudara yang dinilai sudah memiliki hubungan atau terpapar paham radikal, hendaknya segera dilakukan pendekatan, diberikan pencerahan melalui ustaz-ustaz dan tokoh masyarakat setempat.
“Jika di lingkungan kita ada kelompok masyarakat yang mengasingkan diri dan bergaul hanya pada kelompoknya saja, sebaiknya segera dilakukan pendekatan, dilakukan komunikasi untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh orang-orang tersebut. Karena jika masyarakat diam saja, tidak menutup kemungkinan kelompok tersebut menyebarkan paham radikal yang berujung pada tindakan terorisme,” jelasnya.
Sebagai pencegahan pula, umat Islam diharapkan mengaji atau belajar agama kepada orang yang tepat.
Hanafi berharap agar jemaah menjadi umat Islam yang wasathan atau yang hidup harmonis, yang bijaksana dengan menyerahkan segala sesuatu pada ahlinya.
“Datangi pengajian-pengajian yang formal, legal. Mendatangi guru, ustaz, ulama yang jelas dan diakui keilmuanya, untuk memecahkan permasalahan yang mendera umat Islam saat ini. Islam bukan agama teroris, yang belakangan ini identik dengan bom bunuh diri. Sedangkan bom bunuh diri sendiri merupakan dosa terbesar kedua setelah dosa syirik,” tandas Hanafi kepada puluhan jemaah.