NUSANTARAPOS,SURABAYA,-Kegiatan abdi masyarakat yang dilakukan oleh Suprayoga bersama Hardaningtyas yang merupakan dosen Universitas Wijaya Putra dalam pembuatan jamu beras kencur dan kunyit asem di pondok Benowo Indah ini ternyata tidak mudah untuk di bayangkan, pasalnya perlu keseriusan walaupun hanya sekedar jamu.
Usaha jamu yang dilakukan oleh Ririn selaku mitra ini semula boleh dibilang kurang lancar karena banyak pesaingnya di dunia bisnis jamu. Oleh karena itu perlu jalan keluar agar saha yang dilakukan Ririn lebih maju.
“Kita perlu mencarikan jalan bagaimana agar usaha ibu Ririn sebagai KSM ayu mulai dibenahi secara bertahap.Dari segi jamu yg SDH ada kwalitas masih kurang, oleh sebab itu dilakukan pelatihan pembuatan jamu yang dilakukan di rumah mitra agar lebih mudah untuk mempraktekkan,” kata Suprayoga, Selasa (24/12/`19).
Dengan melalui getok tular setelah mendapatkan pelatihan pembuatan jamu dari segi kualitas ini, ternyata ada perubahan dari produk yang di buat. agar masyarakat tidak bosan untuk minum jamu
Pelayanan jamu ini sesuai selera masyarakat, bisa melayani dalam kondisi dingin menggunakan es dan ada juga yang minta kondisi hangat.
Sementara Ririn mengatakan, “Dari pelayanan seperti ini ternyata semakin meningkat penjualan sebelum dibina oleh Bapak suprayoga karena dalam sehari maksimum 5 liter. Alhadulillah setelah di bina berkembang menjadi 12 liter dan masih di kembangkan lagi dengan saridele, rasa coklat, original, dan rasa pandan ini agar pendapatan yang diperoleh semakin banyak.”
Dengan ketekunan Ririn yag mengikuti saran tersebut, kini hasilnya cukup menggembirakan dan realitanya sari dele, rasa pandan, rasa coklat, dan original pun tidak kurang dari 20 botol perhari masing masing rasa .
Ia berharap masih ada keberlanjutan bantuan dari para dosen yang realitanya bisa menambahkan ekonomi ibu ibu sehingga bisa membantu dapur nyala lebih baik. (Agus)