Oleh: Joko Wiyono
Persaingan menuju Pilihan Bupati Pacitan makin ketat disaat telah mulai mendekati masa pendapatan rekom dari salah satu Partai yang merupakan penguasa suara di Kabupaten Pacitan. Telah banyak bakal calon yang mempromosikan dirinya masing-masing agar salah satu bakal calon mendapatkan sepucuk surat pencalonan, karena dari pengamatan di lapangan, tidak sedikit bakal calon yang melamar di partai berlambang Mercy besutan Soesilo Bambang Yudhoyono ini.
Segala atribut baik baliho yang di pasang di setiap tepi jalan dan tempat-tempat strategis bernuansa warna biru dengan menuliskan program unggulan masing-masing bakal calon dapat kita temui di setiap baliho bakal calon Bupati. Bahkan juga sudah ada yang menyatakan bahwa salah satu bakal calon merupakan calon Bupati Pacitan. Namun, apakah hal ini merupakan upaya untuk menarik simpati masyarakat bahwa dirinya merupakan calon yang sudah di tetapkan?
Tentu hal ini perlu dikaji ulang pada bakal calon bupati yang berlomba-lomba agar dapat dipinang dalam mendapatkan rekom. Terus, mungkinkah pada nantinya nantu ada bakal calon bupati yang saat ini masih duduk manis dengan santainya tiba-tiba mendapatkan rekom? Padahal yang lain sudah berjuang mati-matian untuk mendapatkan simpati warga agar mereka ditetapkan sebagai calon bupati dari salah satu Partai,namun pada nantinya harus gigit jari karena tidak mendapatkan rekom.
Tentu saja tidak. Dan ini mungkin sudah dipelajari dan ditimbang oleh pimpinan pusat partai dalam mengambil kebijakan siapa yang seharusnya paling tepat untuk mendapatkan rekom, karena pimpinan partai bukan orang bodoh dan asal memilih siapa yang pantas untuk menduduki jabatan Bupati. Dia pasti akan berfikir dan menimbang dengan cermat siapa yang layak dan tepat untuk bisa membawa keberhasilan Pacitan serta membangun partai berlambang Mercy ini, karena yang dibutuhkan oleh SBY adalah meningkatkan suara partainya terutama di Kabupaten Pacitan.
Jika pimpinan partai salah dalam menentukan pilihan siapa yang akan mendapatkan rekom, tentu dapat dipastikan SBY harus siap untuk menerima kepahitan dalam sejarah keemasan partainya.
Dari kesimpulan di atas tentu sudah bisa kita prediksi, jika SBY harus cermat dan tepat dalam mengambil keputusan dalam mencari kandidat di Partainya sehinga pada putaran pemilu nanti, khususnya di daerah kelahiran SBY ini dapat menguasai lebih tinggi suara di banding pemilu yang kemarin, serta dapat memilih calon bupati yang amanah dan siap untuk membangun Pacitan yang bersih dan berbudi luhur.(*)