Nusantarapos – Secara Organisasi Nahdlatul Ulama tidak terlibat dalam politik praktis. Maka dalam pilihan-pilihan politik pratis diserahkan pada pribadi-pribadi warga Nahdlatul Ulama, tentunya warga harus sudah cerdas siapa yang harus dipilih demi kemaslahatan umat, kemaslahatan negara dan khususnya kemaslahatan Nahdlatul Ulama.
Tugas utama Nahdlatul Ulama adalah Politik Kebangsaan, yaitu menjaga tetap tegak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ingat Dasarnya Pancasila dan UUD 1945.
Tugas kedua adalah menjaga tetap berlangsungnya Amalyah Islam Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyah, itulah politik kebangsaan yang dianut oleh warga Nahdlatul Ulama.
Subkhan menilai Kalau melihat gambar-gambar yang mengatasnamakan Nahdlatul Ulama, selama ini secara Organisatoris melarang keras bagi warganya merugikan, menjelekkan apalagi sampai merendahkan calon-calon yang lain atau calon siapa pun juga. yang adalah bagaimana calon-calon dikembangkan adalah bagaimana melaksanakan atau menawarkan program-program apabila mereka nanti mendapatkan amanah.
“Sekali lagi, NU melarang keras untuk menyebarkan, menulis, membuat meme-meme merugikan salah satu calon. Termasuk internal warga Nahdlatul Ulama. Kedua, jangan selalu syu’udon ( Berprasangka buruk ) terhadap Nahdlatul Ulama. Apabila ada yang menggunakan simbol-simbol NU untuk menyudutkan salah satu paslon, belum tentu itu berasal dari internal warga Nahdlatul Ulama sendiri,” bebernya, Sabtu (23/2/19)
Dalam penyaluran aspirasinya itu ia menjelaskan hak warga Nahdliyin memilih nomor
Jadi diizinkan tapi semuanya memiliki pemikiran, pertimbangan dan argumen atau alasannya masing-masing. (AW)