BANDUNG,NUSANTARAPOS,-Setiap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Bandung bisa memperoleh hibah sebesar Rp 2,4 juta dari pemerintah pusat. Dana tersebut disiapkan dalam rangka pemulihan ekonomi pelaku UMKM di masa pandemi Covid-19.Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung, Atet Dedi Handiman mengatakan pembiayaan yang diberikan kepada UMKM berasal dari dana Kementerian Koperasi dan UMKM yang berjalan sejak 1 Juni. Menurutnya, para pelaku UMKM bisa mendaftar dengan batas waktu pendaftaran hingga 31 Agustus mendatang.
“Sebelumnya pada 1 Juli 2020, pusat (kementerian KUKM) menyampaikan besarannya naik lagi Rp 2,4 juta dan semuanya hibah,” ujarnya. Sebelumnya, ia mengungkapkan nilai nominal bantuan pada awal program ini dimulai yaitu sebesar Rp 1,5 juta.Menurutnya, dana Rp 1 juta tersebut merupakan pinjaman dan dikembalikan dalam kurun waktu 12 bulan tanpa bunga sedangkan dana Rp 500 ribu merupakan hibah. Katanya, peminat program tersebut di Bandung relatif sedikit.
Atet menyebut animo pelaku UMKM pada awal program dimulai relatif sedikit hanya 900 orang yang mendaftar. Namun, sejak nilainya meningkat menjadi Rp 2,4 juta dan berbentuk hibah pendaftar semakin banyak mencapai 2.500 orang. Katanya, hibah diberikan tidak dibatasi hanya KTP Kota Bandung.
Ia melanjutkan, pihaknya masih menunggu petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari kementerian. Disamping itu, pihaknya masih terus melakukan kesempatan kepada pelaku UMKM yang akan mendaftar. Target 75 ribu pelaku UMKM, katanya.
Menurutnya, pelaku UMKM yang akan mendaftar bisa melalui online, email ataupun bisa mendatangi Kantor Koperasi dan UMKM. Disamping program pusat, ia mengatakan pihaknya melakukan inovasi membantu pemasaran produk UMKM di Bandung.
Atet mengatakan akibat pandemi covid-19 berdampak kepada ekonomi pelaku UMKM. Namun, sebagian pelaku UMKM beradaptasi dengan kondisi pandemi covid-19 dengan memasarkan produk-produk yang bisa dijual seperti makanan dan minuman untuk ketahanan tubuh.
“Fashion kerudung banyak order atau di pameran, (sekarang) turun 80 persen termasuk kuliner. Kuliner dari kue biasa (beralih) menjadi makanan peningkat daya tahan tubuh bisa naik 100 persen. Mereka beralih ke sana,” katanya.Ia menyebut salah satu keunggulan UMKM, yaitu fleksibel. Katanya, sejak Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ekonomi pelaku UMKM menggeliat. Namun, kondisi perekonomian akan meningkat jika ekonomi masyarakat sudah berjalan baik. (TFK)