Baubau, Nusantarapos – Wakil Walikota Baubau provinsi Sulawesi Tenggara La Ode Monianse menilai pelaksanaan pesta adat Ma’ata’a yang rutin diselenggarakan tiap tahun oleh masyarakat Ciacia-Laporo mengandung edukasi yang bertujuan mendidik generasi penerus kedepan untuk tetap selalu menghargai, mengayomi dan menyayangi disetiap komunitas suku (etnis) dari berbagai lapisan didaerah Buton.
Wawali Baubau, La Ode Monianse mewakili Pemkot Baubau mengatakan sangat mengapresiasi pelaksanaan kegiatan pesta adat Ma’ata’a yang dilaksanakan masyarakat Ciacia Laporo.
“Mudah-mudahan kita semua bisa terus melestarikannya, pesta adat Ma’ata’a ini bermakna spritual dan edukasi, saya kira tidak bisa tergantikan dengan acara lain,” kata Monianse.
Lebih lanjut, La Ode Monianse menuturkan bahwa acara adat ini merupakan juga upaya kita memuji kehadirat Allah SWT guna meminta sebuah keselamatan dan kesejahteraan dalam sebuah keberlangsungan kehidupan.
“Sangat bernilai kegiatan adat ini sebagai jembatan meminta kesejahteraan dan keselamatan kepada Allah,” tuturnya.
“Pelestarian nilai-nilai budaya utamanya yang berbasis pada masyarakat adat khususnya pada masyarakat pertanian juga adalah sebuah budaya yang tidak boleh dilupakan, sejalan dengan program visi Kota Baubau yakni maju,sejahtra dan berbudaya salah satu poin ketahanan pangan,” detilnya.
Menurut Wawali Kota Baubau LaOde Monianse, dalam konteks ketahanan pangan, Pemkot Baubau suda memplot Kecamatan Sorawolio dan Bungi sebagai daerah yang menjaga secara serius lumbung pangan buat daerah.
“Bila daerah tidak punya satu kawasan tertentu sebagai lumbung pangan,maka ketergantungan pada luar akan sangat Besar,bayangkan kalau pangan masih tergantung dengan luar,berapa tingkat bahayanya,” ujarnya.
“Contoh beras,hanya datang dari Sulsel kemudian ada musim gelombang pasang atau badai,bagaimana nasib kita,olehnya itu dengan adanya potensi yang besar di Sorawolio dan Bungi ini,bisa kita kembangkan menjadi lumbung pangan yang harus kita pertahankan,” tutupnya.
Penulis: Musyaidin