Jakarta, Nusantarapos – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meresmikan 63 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap berkapasitas 300 kilo Watt hour (kWh) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik PT Pertamina (Persero). Pembangunan ini sebagai bentuk komitmen perusahaan plat merah tersebut dalam mendorong percepatan transisi energi.
“Salah satu sumber yang terbesar adalah energi surya. Potensinya sangat besar tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Waktu pembangunannya relatif singkat, harga listriknya juga semakin murah. Karena itu, kita harapkan PLTS dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi target capaian bauran EBT nasional,” kata Arifin, Jumat (18/12).
Langkah Pertamina membangun PLTS Atap merupakan bagian dari adaptasi tantangan global terhadap kebutuhan EBT. Apalagi pemanfaatan sektor EBT memiliki dampak besar bagi perubahan iklim global dan pengurangan emisi. “Pemanfaatan EBT merupakan salah satu aksi mitigasi iklim global dalam menurunakan emisi gas rumah kaca. Indonesia sudah punya komitmen dalam menurunkan gas rumah kaca sebesar 29%,” ungkapnya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan energi surya, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 49 Tahun 2018 terkait penggunaan sistem PLTS Atap oleh konsumen PT PLN. Regulasi tersebut kemudian disempurnakan melalui Permen Nomor 13 Tahun 2019 dengan mengakomodasi masukan dari para stakeholder. “Dengan adanya permen tersebut dimungkinkan rumah tangga untuk melakukan jual beli listrik dengan PLN jika terdapat kelebihan daya,” terang Arifin.
Arifin mengungkapkan, saat ini perusahan energi global sedang gencar melakukan transformasi bisnis energi fosil menuju bisnis berbasis energi bersih dan rendah emisi. “Alhamdulillah langkah ini sudah diikuti oleh Pertamina. Meski begitu, ada baiknya Pertamina mengambil langkah besar untuk bisa mengimbangi dengan perusahaan energi dunia tersebut,” jelasnya.
Maka ke depannya, Arifin mengingatkan agar Pertamina terus menguatkan sinergi dengan berbagai pihak, tak terkecuali dengan menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain. “Pertamina harus bekerja sama dengan perusahaan energi lainnya sehingga kita bisa tumbuh bersama,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan pembangunan PLTS Atap di SPBU Pertamina adalah bagian dari upaya Pertamina mendukung capaian target bauran EBT sebesar 23% di tahun 2030.
“Ini adalah kado ulang tahun Pertamina ke -63 dan menjadi langkah awal di dalam rencana besar kami di dalam peningkatan EBT di dalau bauran energinya Pertamina. Dengan bisnis model ini kami akan melanjutkan ke seluruh SPBU,” kata Nicke.
Menurut Nicke, hasil indentifikasi dari hulu, midstream hingga hilir di lingkungan Pertamina, kapasitas listrik yang digunakan Pertamina Group sekarang ini sebesar 1,5 Giga Watt (GW). “Kalau kita sesuaikan dengan target pemerintah, yakni 23% bauran EBT pada bauran energi nasional, kita bisa bangun solar PV di semua kilang dan Terminal Bahan Bakar Minyak (Pertamina),” tuturnya.
Melalui kreasi dan inovasi yang dimiliki oleh Pertamina selama 63 Tahun sebagai perusahaan penyedia energi dalam negeri, Arifin berharap Pertamina mampu menyelesaikan pemasangan PLTS Atap di 640 SPBU lainnya di tahun 2021. “Tentu saja kalau bisa dikonversi menjadi EBT akan memberikan kontribusi yang sangat besar. Dengan begitu, Pertamina kelak akan menjadi perusahaan energi yang tidak hanya semakin diperhitungkan di dunia internasional, tapi aktif juga berkontribusi di dalam negeri,” pungkas Menteri Arifin. (Rilis)