Nusantarapos,-Program Pemerintah Kota Tanpa Kumuh yang telah di rencanakan awal tahun kemarin berhasil di realisasikan. Salah satunya di Desa Pucung, Tamanan Trenggalek. Acara tersebut dibuka langsung oleh Plt. Bupati Moch. Nur Arifin sekaligus pemotongan tumpeng sebagai simbol peresmian.
Tak hanya sendiri, Gus Ipin (sapaan akrabnya) juga di dampingi Jajaran forkomipda Kabupaten Trenggalek. jum’at (1/3/2019)
Pemerintah Kabupaten Trenggalek bersama Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kota Tanpa Kumuh (kotaku) Kabupaten Trenggalek berhasil mengelola anggaran APBD, APBN, Dana Alokasi Khusus (DAK) dalam uapaya percepatan penanganan pemukiman kumuh di Kabupaten Trenggalek.
“Ini adalah program pemerintah yang di beri nama KOTAKU dimana pemerintah pusat memberikan BDI kepada daerah-daerah yang sudah di SK oleh Bupati yang di tetapkan sebagai kota kumuh sebagai tempat kumuh, dan itu di interperensi”. Ucap Moch. Arifin
Ditambahkannya, tidak hanya menggantungkan kepada anggaran pemerintah pusat saja, tapi ada juga dana APBD yang juga kita sinergikan terus kemudian masyarakat yang bergotong royong, mulai dari perencanaan diamana titiknya, apa yang harus di bangun itu semua berbasis pemberdayaan masyarakat.
Keberhasilan tersebut membuat Kabupaten Trenggalek mendapatkan perhatian khusus dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan BKM KOTAKU.
Adapun jumlah untuk kabupaten Trenggalek sendiri ada 8 titik, dalam 4 kecamatan. Untuk saat ini yang sudah selesai pembangunanya dan yang sudah terealisasi adalah di desa ngares, Tamanan, dan Kelutan.
”Target dari RPJMN pusat adalah tahun 2019 sudah selesai. Sedangkan di Trenggalek masih Punya PR 21 desa tahun ini yang kita harapkan sudah Universal Disk Format (UDF). Jadi kalau 21 desa yang masih buang air sembaranga, itu tahun ini bisa terinterfensi semuanya. Artinya sesuai target presiden tahun 2019, semua sudah semua terakses sanitasi yang baik, MCK yang baik. Tinggal air bersih, kita nanti akan kerjasama dengan spam, desa bikin bumdes-bumdes spam untuk mengaliri air di masyarakat khususnya daerah-daerah kekeringan”. Tutup Moch. Nur Arifin.(TA)