Sorong, Nusantarapos – Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten dan Kota Sorong, Papua Barat, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim melakukan diskusi dengan warga sekolah, serta pelaku seni dan budaya. Sanggar Seni Nani Bili merupakan salah satu tempat yang ditinjau Mendikbud. Sanggar Seni Nani Bili merupakan komunitas para pecinta seni dari berbagai suku di Tanah Moi atau Kota Sorong yang saat ini memiliki 276 anggota.
Selanjutnya, Mendikbud berkunjung dan berdiskusi dengan masyarakat adat Moi Kelim di Kampung Malaumkarta dan meninjau cagar budaya Kubu Pertahanan Jepang di Pulau Doom, Distrik Sorong Kepulauan.
Saat melakukan diskusi dengan para pelaku seni dan budaya di sanggar seni Nani Bili, Mendikbud menegaskan berkomitmen untuk memajukan kebudayaan. Mendikbud mengatakan bahwa kemajemukan adat dan budaya merupakan kekayaan terbesar di Indonesia. “Ini prioritas Kemendikbud, bahwa selain pelestarian, inovasi juga sangat penting. Sehingga budaya kita bisa dinikmati oleh generasi berikutnya,” ujar Mendikbud melalui Siaran Pers Kemdikbud, Jumat (12/2/2021).
Di Malaumkarta, Mendikbud juga mendorong pelestarian bahasa sebagai bagian dari perlindungan adat dan budaya melalui pelajaran bahasa adat di satuan pendidikan. Menurutnya, tanpa bahasa daerah yang sarat makna dan kearifan lokal, maka kebudayaan sulit berkembang. “Ruang kearifan lokal dalam sistem pendidikan kita sudah seharusnya dikembangkan,” ungkap Mendikbud.
Dalam rangkaian kunjungannya, Mendikbud juga menyampaikan paradigma baru pemajuan kebudayaan yang digencarkan Kemendikbud. “Kemendikbud mengubah paradigma dalam membuat kebijakan dan program terkait kebudayaan. Kami memikirkan bagaimana kita dapat melakukan investasi terhadap ekosistem kebudayaan agar berdampak positif bagi perekonomian penggiat seni dan masyarakat. Tidak terkecuali masyarakat adat,” ujar Mendikbud.
Mendikbud menegaskan, “anggaran apapun yang dikeluarkan oleh Kemendikbud harus ada hasil yang berkesinambungan terhadap ekosistem kebudayaan di masing-masing daerah,” tutur Mendikbud.
Andi Agaki, seniman kontemporer Papua Barat menanggapi diskusi dengan positif. “Saya pikir, paradigma baru Kemendikbud dalam memajukan kebudayaan punya energi yang sama dengan kami para seniman”.
Turut mendampingi Mendikbud, Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan, Kemendikbud, Sjamsul Hadi mengatakan di saat pandemi seperti ini Kemendikbud telah memiliki beberapa program terkait Obyek Pemajuan Kebudayaan. Pertama, menyediakan ruang ekspresi virtual yang bisa dinikmati oleh semua masyarakat.
Program selanjutnya, yaitu Fasilitasi Bidang Kebudayaan. Kemendikbud melalui Ditjen Kebudayaan telah melakukan stimulus-stimulus melalui dokumentasi dan karya pengetahuan. “Di sini Bapak atau Ibu ada ruang untuk berkarya atau mendokumentasikan karya dan nantinya ada dana dukungan,” ujar Sjamsul Hadi.
Sjamsul Hadi juga mengajak pemerintah daerah Papua Barat untuk segera melengkapi pokok-pokok pikiran kebudayaan agar menjadi dasar dinas pendidikan dan kebudayaan mengusulkan alokasi anggaran kebudayaan setiap tahunnya.
Selain itu, turut disosialisasikan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018, dimana para pelaku seni dapat memanfaatkan dana desa untuk alokasi anggaran pemajuan kebudayaan.
”Jadi para pelaku seni dan budaya yang tinggal di desa-desa, punya karya-karya kreatif, dan punya potensi memajukan kebudayaan di desa, dapat memanfaatkan alokasi Dana Desa ini,” terang Sjamsul Hadi.