Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Sejumlah ulama dan pengurus PCNU DKI Jakarta akan melakukan Konferwil yang akan dilaksanakan pada tanggal 2 April 2021 untuk memilih ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta pada Konferensi Wilayah XX PWNU DKI.
“Kesan yang muncul dari Konferwil NU DKI adalah penuh dengan kepentingan-kepentingan politik dari calon yang akan bertarung pada Konferwil nanti,” demikian dikatakan aktivis muda NU Jakarta Dewa Made Pramiko dalam siaran persnya, Selasa (30/3/2021).
Menurut Dewa, dari sekian calon ada beberapa yang harus di kritisi, sosok H. Jazilul Fawaid, S.Q., M.A. yang notabenenya merupakan pengurus PKB, dan H Nusron Wahid politisi dari partai Golkar walaupun sosok H. Jazilul Fawaid dan H Nusron Wahid sangat paham di bidang ilmu agama dan profesional sebagai politisi PKB dan Golkar.
“Pada Konferwil pemilihan Ketua Tanfidziyah PWNU DKI harus bebas dari kepentingan Pribadi maupun kelompok demi serta intervensi dari partai politik manapun satu sisi hanya ingin melanggengkan maupun mengejar kekuasaan semata,” ujarnya.
Dewa mengatakan ketua Tanfidziyah PWNU terpilih nanti harus mempunyai jiwa pemimpin untuk membangkitkan semangat pergerakan dalam membangun NU DKI yang lebih baik.
“Ketua Tanfidziyah PWNU DKI haruslah mempunyai dedikasi yang tinggi dalam mengelola Jam’iyah NU di Jakarta, sosok Ketua Tanfidziyah haruslah benar-benar bersih dari intervensi partai politik, dan praktek-praktek korupsi karena akan berdampak pada nama besar dan nama baik NU,” tegasnya.
Dewa menjelaskan kembali pada sosok calon ketua PWNU DKI H. Jazilul Fawaid, S.Q., M.A. beliau salah satu calon kandidat Ketua Tanfidziyah PWNU DKI disinyalir atau terindikasi korupsi di Kemenpora dan Kementerian PUPR. Calon Ketua PWNU ini masih dalam bidikan KPK.
“Satu sisi Pencalonan H. Jazilul Fawaid, S.Q., M.A. tidak lepas dari upaya untuk melanggengkan hasrat kekuasaan Cak Imin yang akan maju pada Muktamar NU dilampung menjadi ketua umum PBNU. Kita semua tahu bagaimana sepak terjang Cak Imin yang saat ini sedang dalam bidikan KPK perihal kasus Kardus Durian sampai dugaan suap pada saat Pilgub di lampung,” jelasnya.
“Walaupun saya tidak punya hak suara, bagi saya yang terpenting dalam konperwil NU DKI nanti para pemilik suara harus bebas dari intervensi politik, kasus korupsi maupun praktek-praktek jual beli suara,” pungkasnya.(HSY)