Bekasi, Nusantarapos – Menteri Perdagangan Republik Indonesia Muhammad Lutfi meresmikan pelepasan ekspor oleh TaniHub Group, startup agritech dengan pertumbuhan terbesar di Indonesia, di fasilitas National Fulfillment Center (NFC) Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu, 21 April 2021.
Seremoni tersebut turut dihadiri oleh manajemen TaniHub Group. Pada kesempatan tersebut, TaniHub Group melepas ekspor buah semangka sebanyak 14,5 ton yang berasal dari petani binaan perusahaan di Lampung untuk memenuhi permintaan pasar di Uni Emirat Arab (UAE). Perusahaan memperkirakan adanya potensi demand yang berkelanjutan dari pasar UAE yang mencapai sebanyak 156 ton per bulannya.
Dalam seremoni tersebut, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melakukan prosesi pemecahan kendi di depan truk kontainer yang mengangkut buah semangka siap ekspor tersebut sebagai simbol diresmikannya pelepasan ekspor TaniHub Group. TaniHub Group melihat adanya kesempatan untuk merambah pasar ekspor sebagai upaya untuk memberikan akses pasar seluas-luasnya kepada petani lokal.
Langkah ini juga merupakan bentuk dukungan antusias terhadap arahan dan kebijakan Presiden Jokowi bahwa e-commerce harus mengakses pasar global agar produk-produk Indonesia tidak kalah bersaing dengan produk-produk dari negara lain. CEO TaniHub Group Pamitra Wineka mengatakan, dorongan pemerintah agar pelaku industri e-commerce agrikultur melakukan ekspor sangat penting untuk memotivasi para petani Indonesia dalam meningkatan produktivitas dan kualitas hasil pertanian Indonesia, sekaligus untuk perbaikan neraca perdagangan negeri ini.
Selain itu, pelepasan ekspor ini merupakan bukti bahwa TaniHub Group telah siap menjadi ekosistem ekspor agrikultur 4.0. “Kami ingin petani Indonesia bangga dengan hasil panen mereka dan dapat dinikmati di berbagai negara. Ekosistem digital yang dibangun TaniHub Group memungkinan petani lokal bisa mendapatkan berbagai akses, yaitu permodalan yang mudah, pemasaran yang luas, dan ilmu pengetahuan serta informasi untuk bisa meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka. Harapan kami: semakin banyak petani yang bisa bergabung dalam ekosistem TaniHub Group,” ujar Pamitra.
Selain UEA, TaniHub Group tengah menjalani proses perluasan akses pasar ekspor buahbuahan, termasuk nanas, pisang, mangga, dan jeruk ke Singapura, Taiwan, Korea Selatan, dan Malaysia dengan kapasitas 1.000 ton per bulannya dengan nilai ekspor mencapai Rp 15.31 miliar pada 2021.
Perusahaan berharap, pertumbuhan ekspor dapat mencapai sekitar 10% sampai 20% per tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor hasil pertanian Indonesia mencapai US$390 juta per Maret 2021, meningkat sebesar 25,04% dibandingkan bulan yang sama pada tahun 2020.
Nilai ekspor pertanian tersebut menyumbang sebesar 2,15% terhadap total ekspor Indonesia per Maret 2021 yang mencapai US$18,35 miliar. Chief Operating Officer TaniHub Group Sariyo mengatakan, pihaknya secara aktif terus mencari pasar-pasar yang potensial baik di dalam maupun luar negeri, agar para petani lokal mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan usaha tani mereka, yang ujungnya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Menurutnya, banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan para petani binaan TaniHub Group setelah bergabung dengan ekosistem perusahaan. “Selain mendapatkan nilai jual yang lebih tinggi atas produk mereka, para petani bisa mendapatkan pendampingan agar mereka dapat memproduksi buah dengan kualitas ekspor, yang kepastian pasarnya kami jamin.
Dengan bantuan teknologi dan infrastruktur rantai pasok yang dapat diandalkan, petani mendapatkan nilai tambah untuk produk mereka, sehingga mereka bisa meraih income yang lebih baik lagi,” kata Sariyo. Pada hari yang sama, Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo turut meresmikan NFC Cikarang, yang menjadi bagian dari upaya TaniHub Group dalam membangun infrastruktur supply chain agrikultur yang komprehensif untuk dapat menunjang permintaan pasar nasional dan global.
Didukung oleh sistem teknologi informasi dan standar penanganan internasional, NFC Cikarang siap melayani inbound dan outbound untuk pulaupulau lain di luar Jawa dan Bali serta pasar luar negeri. Fasilitas yang terletak di lahan seluas 12.000 meter persegi tersebut memiliki kapasitas yang sangat besar dengan cold storage yang mampu menampung berbagai macam produk fresh, termasuk daging dan seafood. Fasilitas ini juga menampung produk non-fresh seperti sembako dan pangan olahan (processed food) dari berbagai macam jenama.