Jakarta, NusantaraPos – Angka pengangguran di Musi Rawas (Mura) semakin meningkat. Penyebabnya antara lain tingginya angkatan kerja baru, homogenitas pekerja, sistem kerja kekeluargaan, jam kerja minim, serta harga karet yang terus turun.
“Pengangguran terus meningkat karena masyarakat sangat bergantung pada sektor agraris. Ke depan harus ada terobosan kebijakan agar Mura dapat semakin maju,” ujar Ketua Fraksi Partai Hanura DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Aslam Mahrom, Senin (4/3/2019).
Menurut Aslam, sudah ada upaya mengatasi pengangguran di Mura. Seperti kebijakan yang fokus pada pembangunan layanan dasar, yakni kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur fisik.
“Hal tersebut menjadi penting agar ke depan akses investasi dan peluang usaha di Mura lebih terbuka lebar dan membuka banyak lapangan kerja baru,” tuturnya.
Aslam menjelaskan, ketersediaan infrastruktur fisik dan administrasi dapat mendorong investor ke Mura. Salah satu yang tengah digenjot ialah menjadikan Mura sebagai sentra pengolahan karet.
“Jadi tidak hanya sebagai produsen getah mentah, yang saat ini harganya sangat memprihatinkan. Skemanya pertama kita akan mengupayakan industri rumahan karet dan industri padat karya,” papar dia.
Dengan didirikannya industri pengolahan karet, diyakini persoalan harga karet yang terus turun beberapa tahun terakhir bisa teratasi.
“Indikator-indikator pendukung sudah tersedia dan siap dimanfaatkan untuk mendukung industri pengolahan karet. Jika terus mengandalkan bahan mentah saja, kita akan sulit sejahtera, maka Mura harus jadi pusat pengolahan karet di Indonesia, itu akan menjadi prioritas kita ke depannya,” tandas calon anggota DPRD Provinsi Sumsel. (RK)