NusantaraPos- Tanpa pengawalan protokoler resmi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tiba di acara “Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme” dengan menggunakan kendaraan umum taksi.
Dalam orasinya Andi Amran menyampaikan program Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipimpinnya. “Dibawah kepemimpinan Jokowi-JK, kami mimpikan tahun 2045, 28 tahun kedepan bertepatan hari ulang tahun kemerdekaan ke 100 Indonesia, kami mimpikan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia”, ujarnya, Sabtu (28/10/2017).
Untuk membangun karakter generasi muda dalam mencegah radikalisme bisa dipilah dalam dua hal, namun dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan sistematis. Dua hal tersebut adalah dari lingkungan keluarga serta pendidikan sekolah maupun perguruan tinggi.
Dalam orasi yang dilakukan di depan ribuan mahasiswa yang hadir Menteri Amran memastikan keberadaan pemerintah bersama rakyat dan para pemuda. Sumbangsih, kontribusi, ataupun peran para pemuda sangat dibutuhkan dalam pembangunan bangsa Indonesia. Di sektor pertanian, Mentan telah menunjukkan beberapa keberpihakan dan komitmennya terhadap masyarakat, “Mafia pangan, harus tinggalkan Indonesia”, tegas Amran di depan para mahasiswa.
“Dulu harga beras di Papua 80 ribu per kilo, sekarang 8 ribu, anda lanjutkan, nanti anda menjadi pemimpin disana”, cetus Menteri lulusan Doktor Universitas Hasanudin ini terhadap putra papua yang sempat bertanya. Jiwa muda putra asli Sulawesi ini terus bergelora berorasi di depan para mahasiswa dan disambut riuh para mahasiswa.
Dalam kesempatan tersebut Amran memberikan bantuan langsung berupa traktor roda empat kepada salah satu mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Maluku Barat Daya yang sempat bertanya. Bantuan tersebut senilai dengan 400 juta rupiah.
“Ini adalah anak-anak kita, yang akan melanjutkan pembangunan kita kedepan, pada saatnya nanti kita akan menyerahkan tongkat estafet kepada mereka, kita harus lindungi mereka dari radikalisme, pemahaman-pemahaman yang negatif”, jawab Amran ketika ditanya oleh wartawan.
“Kita harus ada komunikasi antara pemerintah dengan pemuda, pemerintah dengan mahasiswa agar negara ini sama-sama merasakan milik bersama”, tambahnya.
Kementerian Pertanian selama ini telah memberdayakan ratusan ribu pemuda untuk terjun di dunia pertanian. Antusiasme para pemuda untuk terjun di dunia pertanian terlihat, salah satunya jumlah yang mendaftar PNS di Kementerian Pertanian menjadi salah satu yang tertinggi di atas 80 ribu lebih dengan kuota hanya 475. Ditambah lagi pendaftar di Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) terbilang meningkat cukup signifikan dengan jumlah pelamar 2.000 an lebih dengan perbandingan yang akan diterima 1 banding 10 atau hanya 200.
“Ini angin segar, angin baik, kabar baik untuk kita semua, khususnya untuk sektor pertanian. Kami sudah gerakkan selama 3 tahun 200-300 ribu pemuda masuk sektor pertanian dengan menggunakan mekanisasi atau pertanian modern”, tutup Amran. (Humas Kementan)