TRENGGALEK – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi fokus pembinaan Pemerintah Kabupaten Trengggalek dalam rancangan pelaksanaan Rencana Kerja Pemeritah Daerah (RKPD) tahun 2023.
UMKM menjadi prioritas utama selain inovasi pelayanan publik. Hal itu sejalan denhan cita-cita yang terus digemborkan Bupati Trenggalek yakni Meroket, yang artinya memakmurkan ekonomi rakyat, orangnya kreatif dan ekosistemnya terjaga.
“Kolaboratif dengan didukung tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang inovatif dalam upaya mewujudkan Infrastruktur tangguh dan kemandirian
Ekonomi menjadi target utama,” kata Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin, Selasa (25/1/2022).
Usai pelaksanaan rembuk publik RKPD atau Musrenbang di smart center, Gus Ipin juga menerangkan bahwa cita citanya masih untuk Trengggalek Meroket, memakmurkan ekonomi rakyat, orangnya kreatif dan ekosistemnya terjaga prosperity, people and planet.
Dalam pelaksanaan transformasi ekonomi dan pengentasan kemiskinan ekstrem telah sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi yang ingin kemiskinan ekstrem tahun 2024 bisa 0 persen.
Bahwkan pada wilayah Jawa Timur sendiri setelah 5 tahun lalu ada percontohan, tahun ini ada 25 kabupaten percontohan untuk pengentasan kemiskinan ekstrem prioritas di Jawa Timur.
“Kita belum tahu Trenggalek masuk apa tidak. Namun yang pasti setidaknya kita ingin bisa mempercepat penurunan kemiskinan di Kabupaten Trenggalek,” tuturnya.
Untuk mendukung itu Gus Ipin menggagas konsep yang telah di usulkan yakni tentang keperantaraan pasar, jadi banyak juga masukan terkait dengan bagimana sektor industri kreatif agar bisa berjalan.
Bahkan juga ada gagasan bagaimana caranya agar pads hari Jum’at semua diwajibkan menggunakan produk lokal, sehingga ada efek kreatif fashion dan barang lain yang bisa terpakai.
Selain itu sekarang daerah-daerah bisa punya semacam LKPP daerah atau lembaga pengadaan barang di daerah. Sehingga nanti kita punya e-Katalog sendiri, semua produk-produk UMKM dan industri kreatif kita pasang di katalog.
“Sehingga bila dinas dinas mau beli tinggal ngeklik-ngeklik saja, dengan begitu produk produk lokal itu bisa terbeli,” ujarnya.
Gus Ipin juga menambahkan target lain ada pada pengembangan desa wisata, banyak ekonomi kreatif yang bergerak didalamnya. Contoh tadi masyarakat menangkap bagaimana teman-teman PHRI kita harap bisa ada bundling yang mengkoneksikan destinasi.
Terutama pada sektor tempat makan atau restoran serta perhotelan, dari sana ada efek yang bisa saling memberikan diskon dan promo, sehingga nanti habis datang ke tempat ini bisa main ke tempat lain dan mendapatkan promo.
Dengan begitu semua tempat dapat kedatangan pengunjung sehingga dapat membentuk ekosistem saling berkaitan. Misal ada pengunjung ke Trenggalek, nginap dan main hingga makannya juga di Trenggalek.
“Kira kira harapannya seperti itu,” ujar Gus Ipin. (Rudi)