SALATIGA,NUSANTARAPOS,– Sebagai langkah untuk mengatasi permasalahan stunting di Indonesia yang saat ini sudah digencarkan, Anggota DPR RI Komisi IX Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI- Perjuanagan), Tuti Nusandari Roosdiono bersama mitra kerja Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat terus berupaya memberikan sosialisasi percepatan penanganan stunting .
Hari ini, Kamis (13/10/22) di Kelurahan Ledok, Kec Argomulyo, Kodya Salatiga warga berkumpul guna mengikuti sosialisasi pencegahan dan penanganan stunting. Harapan mereka adalah untuk mengetahui serta mendapat pemahaman bagaimana cara agar keluarga terbebas dari stunting.
Tuti N. Roosdiono pun merasa bangga dengan antusias warga dalam mengikuti acara sosialisasi yang diselenggarakan tersebut. “Saya merasa bangga kepada warga Kelurahan Ledok ini yang begitu antusias dalam mengikuti sosialisasi ini,” katanya.
Ia berharap, dengan adanya sosialisasi ini warga Kelurahan dapat memetik apa yang telah disampaikan sehingga dapat sebagai pengetahuan serta bekal bagi keluarga dalam upaya pencegahan stunting.
Sementara itu Kemat Anggota DPRD Kota Salatiga mengatakan, “Ibu Tuti kerjasama dengan BKKBN selalu turun langsung ke Salatiga dan menyapa langsung warga masyarakat. Tentu kehadiran beliau selalu kita harapkan disaat mendatang.”
Dilain sisi, Drg Wid wiyono M. Kes., kepala perwakilan BKKBN Jateng dalam sambutannya mengatakan bahwa harapan Presiden RI di tahun 2045 bangsa Indonesia menjadi negara ekonomi terbesar di dunia. “Tapi ada syaratnya, syaratnya bangsa Indonesia tidak boleh ada yang stunting. Bila ada harus dikurangi karena terkait dengan kesehatan dan kecerdasan. Orang stunting itu dipastikan kecerdasannya dibawah rata-rata,” katanya.
Diketahui bahwa angka stunting di Jawa tengah saat ini 20 persen. Namun untuk di Salatiga sudah diangka 15 persen dan dibawah Jawa Tengah. Meskipun demikian, perlu terus untuk diturunkan agar apa yang menjadi program pemerintah dalam penekanan angka stunting di 2024 nanti dapat turun hingga angka 14 persen atau zero.(ARSO)