Jakarta, Nusantarapos – Pemerintah Desa Bojongkulur melaksanakan kegiatan “Launching serta pencanangan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) Desa Bojongkulur Kec. Gunung Puteri Kab. Bogor. Senin (11/12/2022).
Drs Didi Wahidin M.Si selaku Camat Gunung Puteri mengatakan, dari 10 desa di Gunung Puteri, Desa Bojongkulur merupakan desa yang pertama kali mencanangkan DRPPA. Mudah- mudahan dari desa ini akan diikuti oleh desa lainnya yang ada di Gunung Puteri. Desa ini yang paling ujung di kecamatan Gunung Puteri, Kab. Bogor berdekatan dengan Bekasi. Dengan mengucap Basmalah Camat Gunung Puteri membuka launching dan kegiatan pencanangan DRPPA.
Dalam kesempatan ini, Kepala Desa Bojongkulur Firman Ardiansyah SE menuturkan, semoga acara ini berjalan dengan lancar dan banyak manfaatnya untuk masyarakat. Satu dari sepuluh desa yang ada di Gunung Puteri, 1 dari 416 desa yang ada di Kab. Bogor, 1 dari 5400 desa yang ada di provi. Jawa Barat. Alhamdulillah desa ini berupaya memberikan pelayanan dan pelaksanaan kegiatan yang terbaik. Indeks pembangunan desa Bojongkulur tertinggi di Kab. Bogor, posisi keempat di Jawa Barat, dan di Pusat di posisi ke 24 dari 74.000 desa yang ada di Indonesia. Bersyukur sekali Desa Bojongkulur menjadi salah satu desa yang dicanangkan sebagai desa RPPA.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari pencaian Sustainable Development Goals (SDGs). Ini bukan semata-mata program kementerian PPPA, tetapi SGDs salah satu program berkelanjutan.
Disebutkan kita bertekad menjadi desa ramah perempuan,” ujar Firman.
“Di SGDs kelima disebutkan keterlibatan perempuan yang ada di desa. Dengan kegiatan ini merupakan wujud dan apresiasi yang tinggi karena desa Bojongkulur ini sesungguhnya sudah berlangsung berbagai jenis kegiatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Kita memiliki kurang lebih 2500 kader PKK dan Posyandu yang setiap harinya bergerak. Jadi tidak ada waktu di desa Bojong Kulur ini yang tidak ada kegiatan mereka.
Lebih jauh Firman mengatakan, Kita sudah berkeliling untuk memonitor kegiatan penanaman cabe, pengembangan ikan lele dan kegiatan posyandu sudah melaksanakan rapat kerja. Bulan ini ada rapat kerja PKK penyusunan anggaran 2023. Pemeritah desa bersama organisasi perangkat desa (OPD) selalu memberikan porsi anggaran yang sangat besar untuk bidang perempuan dan anak.
Ini merupakan wujud kepedulian segenap komponen masyarakat desa, itu semata-mata bukan memberikan anggaran untuk PKK dan Posyandu, justru pemberian beban negara kepada para kader semuanya. Ini bukan merupakan uang yang dinikmati mereka tapi ini merupakan anggaran untuk program-program kerja yang harus mereka laksanakan. Ini pun berjalan dengan baik dan saya bersyukur.
Kami juga memiliki berbagai komponen perempuan di desa Bojongkulur berupa forum UMKM yang memiliki 300 pelaku UMKM mayoritasnya perempuan, juga komponen masyarakat perempuan seperti Rumah Keluarga Indonesia (RKI), Ikatan Pengusaha Muslimat Indonesia (IPMI), Mom Preneur kumpulan ibu ibu pelaku usaha, Persaudaraan Muslimah (Salimah). Dari segi pelaku pemberdayan perempuan kita memiliki 2500 kader, dari segi jaringan perempuan kita juga memiliki dan terdapat komponen perempuan yang bergerak dibidangnya masing-masing.
Ini menunjukkan bahwa sebelum launching, aktifitas ini sudah berjalan aktif di desa Bojongkulur. Kami bersyukur dengan perantara Srikandi TP Sriwijaya kita diingatkan untuk memenuhi seluruh komponen yang menjadikan kita desa yang betul-betul sebagai DRPPA.
Ini kita jadikan momentum untuk memperkuat pemberdayaan perempuan di berbagai bidang. Ini menjadi titik start di hari ini. Kedepannya harus kita perkuat upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak didesa Bojongkulur. Mudah mudahan kegiatan ini berdampak positif bagi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di desa ini.
Staf ahli menteri yang membidangi antar lembaga sekaligus juga Deputi bidang pemberdayaan perempuan dan pemenuhan hak anak, Rini Handayani SE. MM. mewakili Menteri PPPA mengatakan, Launching dan pencanangan DRPPA desa Bojongkulur, bersama-sama untuk mengawal agar desa Bojongkulur ini benar-benar menjadi desa yang ramah perempuan dan peduli anak. Kegiatan ini terlaksana dengan baik, Saya mengapresiasi setinggi-tingginya pada desa Bojongulur dan Srikandi TP Sriwijaya.
“Desember bulan yang spesial bagi kaum perempuan karena 22 Desember nanti peringatan hari Ibu ke 94 akan dilaksanakan secara nasonal di Provinsi Bengkulu. Dikatakan spesial karena mengenang kongres pertama tahun 1928 di Yogyakarta. Hari itu adalah hari perjuangan pergerakan perempuan. Perempuan bisa menggerakkan dan ikut berperan dalam pembangunan mulai dalam keluarga sampai tingkat nasional. “Perempuan Berjaya Indonesia’ menjadi tema hari Ibu,” ujarnya.
“Kades dan Camat Bojong Kulur menginisiasi terbentuknya DRPPA. Agar ini benar-benar bisa terwujud, tidak hanya dilakukan oleh Ibu-ibu saja tapi bagaimana seluruh warga desa ikut berkontribusi untuk mewujudkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli anak. Ini dilaksanakan karena semua elemen masyarakat mendukung. Ini adalah sebuah kebutuhan masyarakat di desa Bojongkulur yang benar-benar harus diwujudkan,” pungkasnya.
Selanjutnya dilaksanakan Komitmen Bersama Mewujudkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak oleh Kemen PPPA, Srikandi TP Sriwijaya, Pemerintah Desa dalam hal ini Kades, Pemerintah Daerah dalam hal ini Camat, Bupati serta masing perwakilan Organisasi Perangkat Desa. (Guffe)