MAGELANG,NUSANTARAPOS,- Permasalahan stunting di Indonesia masih menjadikan PR bagi pemerintah Indonesia dimana kasus stunting pada tahun ini masih dikatakan tinggi dan harus dapat diturunkan.
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) baik pusat maupun daerah terus berupaya menurunkan stunting dengan cara pendampingan kepada ibu hamil dan balita, calon pasangan pengantin yang akan melaksanakan pernikahannya serta memberikan edukasi berupa sosialisasi kepada masyarakat.
Nasri Yatiningsih, S.E., M.M., Selasa (13/12/22) pada saat pelaksanaan promosi KIE program penurunan stunting di Balkondes Magelang mengatakan,”BKKBN terus berupaya untuk menurunkan angka stunting dimana seperti arahan dari Bapak Presiden RI untuk di tahun 2023 angka stunting harus turun diangka 14 persen.”
Sementara itu dr. Juliani, Sp.A(K), M.Kes (RSUD Muntilan) dalam sambutannya mengatakan bahwa stunting ini merupakan kurangnya gizi kronik yang dapat memperlambat tumbuh kembang anak. “Untuk mengatasi masalah stunting ini perlu diperhatikan sedini mungkin masalah kesehatan serta kebersihan lingkungan. Sedangkan untuk masalah makan telur 1 setiap hari belum tentu juga dapat mengatasi permasalahan stunting,” jelasnya.
Agar stunting ini dapat diselesaikan dengan baik danĀ sesuai dengan target yang ditentukan perlu kerja keras serta kesadaran baik para petugas PLKB maupun masyarakat untuk bersama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat yang belum paham.(JK)