NusantaraPos – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan buruh Indonesia mengutuk keras aksi terorisme di 3 (tiga) yang terletak di Surabaya, rusun Wonocolo Sidoarjo, dan Mapolrestabes Surabaya yang terjadi dalam dua hari terakhir ini.
“Buruh Indonesia dan KSPI mengutuk keras aksi terorisme dan meminta Pemerintah mengusut tuntas dalang serta motif di balik serangan terorisme tersebut,” demikian disampaikan Presiden KSPI Said Iqbal di Jakarta, Senin (14/5/2018) dalam Siaran Pers yang diterima Nusantarapos.co.id.
Menurut Iqbal, serangan tersebut merupakan suatu bentuk teror yang bertujuan menakut-nakuti warga. Namun demikian, menurutnya, rakyat Indonesia tidak bisa ditakut-takuti dengan kekerasan.
KSPI mendukung langkah-langkah pihak Kepolisian dan pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan dan memberantas paham terorisme dan bentuk kekerasan lainnya.
Said Iqbal berpendapat, suburnya terorisme serta kekerasan adalah karena rasa ketidakadilan yang terusik dan kemiskinan. “Kekerasan dan kemiskinan merupakan tempat tumbuh suburnya aksi aksi kekerasan lainnya,” tegasnya.
Oleh karena itu KSPI berharap Pemerintah mempersempit gap antara orang kaya dan orang miskin. Gini rasio harus diturunkan. Salah satunya adalah engan tidak memperlakukan kebijakan upah murah dan menghenghentikan TKA China buruh kasar masuk ke Indonesia.
“Dengan demikian, dari dua kebijakan ini diharapkan kesenjangan pendapatan, angka kemiskinan, dan pengangguran bisa diselesaikan secara bertahap. Sehingg paham terorisme dan bentuk kekerasan tidak tumbuh subur di Indonesia,” katanya.
Iqbal menilai sangat aneh jika di Indonesia, menurut majalah forbes 10 orang terkaya kekayaannya bertambah ratusan trilyun rupiah tapi secara bersamaan daya beli masyarakat turun. Secara bersamaan justru diberlakukan upah murah dengan PP No 78 tahun 2015 dan membanjirnya TKA China unskilled worker.
Dalam hal ini, KSPI dan buruh Indonesia akan mengkampanyekan anti kekerasan dan terorisme dengan #SaveIndonesia dan #StopTerorisme. (*)