Ramai, Rekom Dukungan Cabup dan Cawabup dari Partai PDI Perjuangan Jadi Sengketa Intern

Nur Suhud (Pengurus Badan Pendidikan Pelatihan di tingkat Pusat, serta Sebagai Koordinator kelompok Fungsional di Partai PDI Perjuangan)

PACITAN,NUSANTARAPOS,- Partai PDI Perjuangan besutan Megawati Soekarno Putri dalam memberikan rekom oleh salah satu pasangan bakal calon Bupati Pacitan disinyalir menjadi bola liar di intern partai itu sendiri. Pasalnya, dari rekom yang diberikan, bukanlah dari kader partai sendiri dan juga pendaftar calon namun orang luar yang mendapatkan rekom.

Memang dari aturan yang mengeluarkan dan menetapkan calon merupakan kewenangan dari Dewan pimpinan pusat. Namun, menurut Nur Suhud yang juga merupakan Pengurus Badan Pendidikan Pelatihan di tingkat Pusat, serta Sebagai Koordinator kelompok Fungsional di Partai PDI Perjuangan ini justru melawan dan menganggap bahwa pemberian rekom tersebut diduga ada manipulasi dari oknum-oknum di tubuh partainya sendiri.

“Ketika mau memberikan rekom itu pasti mendengarkan aspirasi dari seluruh jajaran anggota seperti apa dan ketua juga melakukan pemetaan kondisi sosial masyarakat secara umum seperti apa, agar rekom yang diberikan itu benar-benar sesuai dengan aspirasi anggota partai dan masyarakat yang sedang berkembang,” kata Nur Suhud, Jumat (30/8/24).

Namun lanjut dia, pemberian rekom tersebut diduga ada yang sengaja memberikan informasi bohong ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP). “Di tiga ada 3 calon, dua intern satu mas Ronny, kita harusnya jelas. Namun tiba-tiba diplintir dibaliklah itu karena ada oknum yang melintir. Ada indikasi penggiringan dan intimidasi. Bahkan semua merekam,” sambungnya.

Mengenai pemelintiran ini, Nur SUhud bahkan berani bertaruh bahwa di tubuh Partai PDI Perjuangan ada permainan oknum.  “Itu pragmatis karena takut kalah,” jelasnya.

Tak hanya itu, Nur Suhud juga mempunyai pandangan mengenai kepemimpinan sebelumnya, rata-rata gagal dalam semua sisi, baik infrastruktur. “Pendidikan itu kemarin dari Pusdatin Kemendikbud hampir 6000 anak Pacitan usia sekolah tidak sekolah. Bahkan tingkat kemiskinan dalam survei dari BPS setiap tahun tidak ada kenaikan, kehidupan masyarakat semakin susah. Belum lagi pada sisi- sisi lain tentang monopoli proyek yang ada di Pacitan oleh kroni-kroni yang tidak bersifat penguatan terhadap usaha-usaha masyarakat. Sebenarnya ya di bagi rata agar saling kontrol kualitasnya, pembangunannya seperti apa. Artinya secara umum gagal,” bebernya.

Dengan kejadian ini, Nur Suhud bersama orang-orang yang tidak sejalan dengan Plh Ketua DPC Partai PDI Perjuangan akan melakukan gugatan yang sedang terjadi di saat ini. *

Penulis: JOKO