Gelar Rapimnas di Jakarta, DPP KAI Tetapkan Lokasi Kongres IV di Bandung

Situasi Rapimnas DPP KAI untuk menentukan lokasi Kongres IV.

Jakarta, NUSANTARAPOS.CO.ID – Kongres Advokat Indonesia (KAI) dibawah pimpinan Siti Jamaliah Lubis menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Horison Suites & Residence, Jl. HR. Rasuna Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9/2024). Rapimnas tersebut dihadiri oleh seluruh DPD KAI se Indonesia dengan mengambil tema “KAI Paralel Dengan Pemerintahan Tranformasi Menuju Indonesia Emas”.

Salah satu agenda Rapimnas adalah menentukan waktu Kongres IV yang akan diadakan di Bandung, Jawa Barat pada bulan Februari 2025 mendatang. Adapun dipilihnya Bandung menjadi tempat Kongres disebabkan DPD KAI Bandung lebih siap dibandingkan dengan wilayah lainnya dan juga tempatnya strategis.

Presiden DPP KAI, Siti Jamaliah Lubis (tengah) saat memimpin untuk mengheningkan cipta di acara Rapimnas.

Presiden DPP KAI Siti Jamaliah Lubis di dalam sambutannya mengatakan siapapun saya persilahkan untuk mencalonkan diri sebagai calon Presiden Kongres Advokat Indonesia. Siapapun boleh mencalonkan, tapi harus ada persetujuan dari mayoritas DPD KAI yang ada di seluruh Indonesia.

“Karena DPD merupakan tulang punggung dari dulu sejak berdirinya KAI, tanpa DPD tidak akan pernah ada DPP. Bahkan ketika itu Bang Indra (Indra Sahnun Lubis,red) pun saya sarankan untuk rangkul para DPD, karena saya tahu bagaimana DPD ini hatinya untuk KAI,” katanya.

Kak Mia begitu biasanya dia disapa, mengingat peristiwa di Palembang, dimana waktu itu banyak yang berkhianat bagaimana pada saat itu Bang Indra terduduk sambil menangis dan DPD lah yang merangkul dia sampai almarhum. Peristiwa itu tidak akan saya lupakan, jadi jika ada yang mengkritik DPD maka saya yang akan pasang badan paling depan.

Presiden DPP KAI Siti Jamaliah Lubis sedang memimpin rapat saat Rapimnas.

“Saya pernah bilang juga ke Bang Indra, apapun yang diminta DPD akan dikabulkan, tidak mungkin mereka akan mengkhianati kita karena itu sudah ada contoh waktu di Palembang. Dimana saat itu merupakan peristiwa yang menyakitkan buat Bang Indra juga kita semua, dimana orang yang paling dia percaya yang justru malah mengkhianatinya,” ujarnya.

Namun, sambung Mia, DPD tidak pernah mengkhianatinya sampai Bang Indra meninggal dunia. Makanya saya akan selalu mendengarkan aspirasi DPD, apapun permintaan DPD saya kabulkan dan tidak saya tolak terlebih mendirikan KAI ini tidak gampang.

“Kita sampai berdarah-darah ketika mendirikan KAI, sampai kita menjadi besar hingga sampai saat ini. Seperti kita tahu sekarang ini banyak sekali organisasi Advokat yang jumlahnya mencapai lebih dari 50 organisasi, namun kita tidak perlu kuatir karena memiliki DPD di tingkat provinsi dan DPC di setiap kabupaten/kota seluruh Indonesia,” ucapnya.

Presiden DPP KAI Siti Jamaliah Lubis sedang memberikan sambutan.

 

Mia menjelaskan jadi kita tidak perlu kuatir, karena hanya kita yang tingkat kepengurusannya sampai tingkat bawah tersebut sedangkan organisasi lainnya tidak. Jadi kalau insha Allah nanti pada Kongres terpilih kembali, dan organisasi Advokat hanya ada 2 maka saya berharap KAI lah yang akan memimpin. Saya yakin dengan adanya Pak Suami Dasco disitu pasti dia juga akan memperhatikan KAI.

Dirinya juga tidak membatasi ruang bagi pengurusnya, dimana saat ini dalam Pilkada dia juga tak menampik atas profesi advokat yang bebas dalam menjalankan tugasnya.

“Siapapun itu yang menjadi tim pengacara dari salah satu kandidat dalam Pilkada, silahkan saja apapun partainya,” ujarnya.

Foto bersama peserta Rapimnas dengan Presiden DPP DPP KAI Siti Jamaliah Lubis.

Sementara itu Ketua DPD KAI Jawa Barat Lukman Chakim yang juga ditunjuk sebagai Ketua OC menyatakan, hasil Rapimnas hari ini telah menetapkan Bandung sebagai tuan rumah untuk Kongres ke IV. Semoga dalam Kongres nanti dapat berjalan dengan lancar dan sukses.

Adapun pelaksanaan Kongres di Bandung nantinya, itu merupakan keinginan dari seluruh DPD KAI yang ada di Indonesia.

Ia juga berterimakasih kepada seluruh DPD KAI yang sampai saat ini masih solid dan kompak untuk membesarkan KAI. Karena dalam pengalaman organisasi yang terpecah itu menyangkut pada proses pergantian kepemimpinan.

Oleh karena itu, KAI menciptakan formula yaitu demokratis dan mampu menampung aspirasi semua.”Selain itu juga kami mengeliminir hal-hal yang dapat menimbulkan perpecahan,” pungkasnya.