PACITAN,NUSANTARAPOS,- Demonstrasi yang dilakukan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Jumat (13/12/24) di depan kantor Dinas Pemuda, Olahraga, dan Budaya (Disparbudpora) Pacitan yang menilai bahwa sektor pariwisata tidak dapat mencapai target Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama tiga tahun ini dimana beberapa destinasi wisata yang sebelumnya diharapkan dapat mendatangkan pendapatan besar, justru mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan yang saat ini berkurang sekitar 300 ribu wisatawan sehingga dari target Rp 12,55 miliar, terealisasi Rp 9,6 miliar atau minus Rp 3,1 miliar
Turmudi Farid, selaku Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Budaya (Disparbudpora) mengucapkan terima kasih kepada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, karena dapat sebagai cambuk serta evaluasi ke depan dalam upaya meningkatkan PAD di sektor pariwisata yang memang diakuinya bahwa selama tahun terakhir ini mengalami kemunduran.
Tak hanya itu, ia juga telah menyampaikan kepada para pendemonstrasi bahwa meskipun ada penurunan, namun pihaknya telah melakukan pembenahan-pembenahan di berbagai tempat wisata seperti pembangunan fasilitas di Pancerdoor yang meliputi tempat parkir, pembangunan kios untuk UMKM serta merencanakan merubah tiket manual ke e-tiket dan juga gratisnya masuk ke Pancerdoor.
“Pancerdoor itu untuk htmnya tidak kami kenakan karena memang masyarakat Pacitan biar bisa merasakan. Ini semua agar wisata dari kota kalo berwisata atau main atau apalah sudah kami lengkapi karena Pancerdoor ini sebagai salah satu destinasi unggulan selain tempat wisata yang lainnya,” katanya, Jumat (13/12/24).
Menurutnya, meskipun saat ini anjlok, namun pihak Disparpora masih optimis di tahun 2025 ini nanti dapat naik lagi karena pihaknya telah mengevaluasi dan akan merombak serta membenahi kekurangan yang selama ini terjadi. “Kami juga menkonsep destinasi yang barangkali kunjungan yang masih sedikit kita upayakan nanti. Ya wistempat wisata bagus dan sebagainya, artinya biar hidup kembali destinasi yang selama ini dilihat dari kunjungannya itu tidak seperti destinasi lain dan kita harus menambah daya tarik di masing masing destinasi,” terangnya.
Ia melanjutkan, ke depan akan membranding masing-masing destinasi sesuai dengan kebutuhan sehingga akan menambah daya tarik yang ada di destinasi tersebut.
“Kita akan branding masing masing destinasi sesuai dengan apa penambahan penambahan daya tarik. Terlebih lagi, untuk para UMKM nanti kami akan samakan harganya sehingga para wisatawan yang berkunjung ini nanti dapat mengukur kemampuan mereka dan tidak kapok mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Pacitan,” urainya.
Kemajuan dan peningkatan pariwisata ini tentunya tak lepas dari akses jalan, karena dengan jalan yang bagus dan lebar akan dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Pacitan.
Oleh karena itu di tahun 2025 nanti ia memiliki target dengan cara mereview kembali tempat-tempat wisata seperti goa Tabuhan, goa Gong sehingga wisatawan akan pulih kembali kunjungi Pacitan. “kita akan perbarui dan nanti kita akan up kembali. Dengan begitu saya yakin akan mempermudah wisatawan menjelajah Pacitan. Paling tidak termasuk nek mau ke pacitan itu ada apa? nah itu yang mau kita pikirkan bersama bahwa tidak menutup kemungkinan wisatawan akan bangkit lagi. Kalau alam kita sungguh luar biasa yang ada di alam itu cuma di dalam destinasi itu sendiri kan tidak mungkin hanya menjaga dan menjual keindahan alamnya. Di destinasi itu.orang pergi kesana ada apa? nah itu yang perlu kita bicarakan,” pungkasnya.