BISNIS  

Mengenal PCOS: Gangguan Hormonal yang Mempengaruhi Kesuburan dan Kesehatan Perempuan

Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) adalah salah satu gangguan hormonal paling umum pada perempuan usia reproduksi. Kondisi ini terjadi ketika ovarium memproduksi hormon androgen dalam jumlah lebih tinggi dari normal, yang mengganggu siklus ovulasi dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. PCOS tidak hanya berdampak pada kesuburan, tetapi juga meningkatkan risiko diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, hingga penyakit jantung.

Gejala utama PCOS meliputi menstruasi tidak teratur atau tidak datang sama sekali, pertumbuhan rambut berlebih (hirsutisme), jerawat membandel, dan kesulitan hamil. Beberapa perempuan dengan PCOS juga mengalami kerontokan rambut berlebihan, kenaikan berat badan yang sulit dikendalikan, serta kulit yang menggelap di area tertentu. Karena gejalanya bervariasi, banyak kasus PCOS yang tidak terdiagnosis atau baru diketahui saat seorang perempuan mengalami kesulitan untuk hamil.

Salah satu karakteristik utama PCOS adalah resistensi insulin, yaitu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif, sehingga menyebabkan kadar gula darah meningkat. Resistensi insulin ini berkontribusi pada peningkatan berat badan serta meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, PCOS bukan hanya masalah kesuburan, tetapi juga berhubungan erat dengan kesehatan metabolik secara keseluruhan.

Meskipun penyebab pasti PCOS belum sepenuhnya diketahui, faktor genetik dan gaya hidup memainkan peran penting. Perempuan dengan riwayat keluarga PCOS atau diabetes lebih berisiko mengalaminya. Selain itu, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, serta stres juga dapat memperburuk gejala.

Bagaimana PCOS Dapat Ditangani?

Saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan PCOS, tetapi gejalanya dapat dikendalikan dengan beberapa pendekatan:

Perubahan Gaya Hidup: Pola makan sehat dan olahraga teratur sangat dianjurkan. Penurunan berat badan meskipun hanya 5-10% dapat membantu memperbaiki keseimbangan hormon dan meningkatkan kesuburan.

Obat-obatan: Dokter dapat meresepkan obat untuk mengatur siklus menstruasi, mengurangi kadar androgen, atau meningkatkan sensitivitas insulin.

Terapi Kesuburan: Bagi perempuan yang ingin hamil tetapi mengalami gangguan ovulasi, ada beberapa terapi yang dapat membantu, seperti induksi ovulasi atau bayi tabung (IVF).

Pendekatan Holistik: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen tertentu seperti inositol dan vitamin D dapat membantu mengelola PCOS, meskipun diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan efektivitasnya.

Karena PCOS berdampak pada berbagai aspek kesehatan, penting bagi perempuan untuk memeriksakan diri secara rutin dan mendapatkan diagnosis yang tepat sejak dini. Diagnosis biasanya dilakukan dengan kombinasi pemeriksaan riwayat medis, tes darah untuk mengukur kadar hormon, serta USG untuk melihat kondisi ovarium.

Membahas mengenai masalah ini, AOFOG Campus 3 diadakan di Jakarta pada 24-25 Januari 2025. Forum ini menghadirkan para pakar dari berbagai negara di Asia-Oseania untuk membahas tantangan dalam penanganan PCOS serta pendekatan terbaru yang dapat diterapkan di berbagai negara. Dengan semakin meningkatnya pemahaman mengenai PCOS, diharapkan lebih banyak perempuan dapat menerima diagnosis yang tepat serta perawatan yang sesuai untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Tentang Asia & Oceania Federation of Obstetrics & Gynaecology (AOFOG)

Asia & Oceania Federation of Obstetrics & Gynaecology (AOFOG) merupakan organisasi regional terkemuka yang didirikan pada tahun 1957 di Tokyo, Jepang. Awalnya dibentuk pada tahun 1954 sebagai Divisi Asia dari International Federation of Gynaecology & Obstetrics (Geneva), namun kemudian berkembang menjadi federasi otonom yang menaungi perhimpunan dan organisasi dokter kandungan di kawasan Asia dan Oseania. AOFOG memiliki misi utama untuk memajukan ilmu dan praktik kebidanan, kandungan, serta biologi reproduksi di kawasan Asia-Oseania. Organisasi ini berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan perempuan secara menyeluruh sepanjang hidupnya, meningkatkan kesejahteraan janin dan bayi baru lahir, serta mendukung implementasi program pengendalian populasi.

Salah satu komite dalam AOFOG adalah Komite Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas (REI) yang saat ini diketuai oleh Prof. Dr. Budi Wiweko dari Indonesia. Komite ini berperan strategis dalam pengembangan penelitian dan standar praktik klinis terkait masalah hormonal dan kesuburan di kawasan Asia-Oseania. Melalui berbagai program termasuk AOFOG Campus, komite REI aktif memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar ahli reproduksi di kawasan ini untuk meningkatkan standar penanganan pasien. AOFOG terus berkomitmen memperkuat kerja sama regional dan internasional dalam upaya meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan melalui penelitian kolaboratif, pengembangan praktik klinis, serta berbagai program edukasi dan pelatihan bagi para praktisi kesehatan di kawasan Asia-Oseania.

Press release ini juga sudah tayang di VRITIMES