CILACAP, NUSANTARAPOS, — Perayaan ulang tahun ke‑44 Persekutuan Kaum Bapak (PKB) Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) diwarnai serangkaian kegiatan sosial dan pemberdayaan ekonomi di GPIB Galilea Cilacap, Jawa Tengah. (12/07/2025)
Sekitar puluhan perwakilan jemaat dari Mupel Jawa Tengah dan DIY berkumpul di gereja yang terletak di Jalan Rinjani, Cilacap Tengah, untuk mengikuti pelatihan meracik minuman anggur berbahan utama bunga rosela (asam paya). Pelatihan tersebut dipandu langsung oleh Agus Patty, Ketua Dana Pensiun GPIB Sinodal Pusat, yang mempraktikkan pembuatan anggur hasil riset Prof.Watimena, Guru Besar IPB sekaligus kepala Unit Pengembangan Usaha GPIB. Resep ini juga diperkaya daun kelor agar menambah kandungan gizi dan khasiat, mulai dari membantu menurunkan tekanan darah hingga meredakan radang tenggorokan.
“Lewat sesi ini kami ingin mendorong jemaat berwirausaha dalam skema ekonomi sirkular sekaligus memenuhi kebutuhan anggur untuk perjamuan kudus secara mandiri,” ujar Yaneman Andri, Ketua II Majelis Jemaat GPIB Galilea.
Andris menambahkan, GPIB mengadakan perjamuan kudus sedikitnya empat kali setahun Paskah, Jumat Agung, Perjamuan Kudus Sedunia, dan satu momen khusus jemaat sehingga produksi anggur internal akan sangat bermanfaat bagi keberlanjutan gereja.
Kegiatan hari itu tak berhenti pada pelatihan. Tony Wenas, Ketua Dewan PKB GPIB Sinodal Pusat dan CEO PT Freeport Indonesia, tampil dalam sesi talk‑show untuk memotivasi peserta. Ia memuji Cilacap sebagai lokasi perayaan karena “menjadi wajah GPIB di ujung selatan Pulau Jawa” setelah tahun‑tahun sebelumnya program serupa digelar di wilayah timur dan utara Indonesia.
Sehari sebelumnya, panitia menyelenggarakan bakti sosial berupa pembagian 120 paket sembako bagi warga, penanaman 200 bibit mangrove, serta pelepasan 50 ekor tukik di pesisir Cilacap. Tony menegaskan bahwa aksi lingkungan dan sosial semacam ini merupakan tradisi setiap ulang tahun PKB.
“Kami ingin hadir bukan hanya untuk jemaat, tetapi juga membawa dampak nyata bagi masyarakat luas,” tutur Tony.
“Jumlahnya mungkin belum besar, namun aksi kecil yang konsisten jauh lebih berarti daripada wacana tanpa tindakan.”
Dengan rangkaian kegiatan memulai program ramah lingkungan, pelatihan UMKM, hingga penguatan liturgi, PKB menegaskan komitmennya menjadikan momentum ulang tahun bukan sekadar seremoni, melainkan wadah pelayanan nyata bagi gereja dan masyarakat. (Asih)

