Jakarta, NusantaraPos – Karya terbaru Sutradara Ravi Bharwani yang berjudul 27 Steps of May rilis 27 April 2019 di bioskop-bioskop Indonesia setelah ‘melangkah’ di beberapa festival film internasional sejak Oktober 2018 lalu.
“Kami akhirnya memutuskan untuk tayang perdana di bioskop-bioskop Indonesia mulai 27 April 2019, setelah berdiskusi dengan pihak XXI Cineplex. Pemilihan tanggal penuh pertimbangan karena hampir berbarengan dengan rilisnya film superhero hollywood dan pemilu,” ujar Wilza Lubis, Produser melalui Siaran Pers yang diterima Nusantarapos, Jumat (22/3/2019).
Film yang mengangkat isu trauma pasca kekerasan seksual terhadap perempuan ini membutuhkan waktu proses yang cukup panjang, yaitu sekitar lima tahun, mulai dari tahap riset sampai pasca produksi.
“Sebagai film yang minim dialog dan menitikberatkan elemen-elemen visual dalam bercerita, maka semua elemen ini harus dibuat dan ditata secara detail dan rapi. Hal tersebut memerlukan ketelitian, kesabaran, dan tentunya waktu. Manajemen waktu ini yang menjadi tantangan paling berat. Bersyukur saya didukung dengan tim yang solid, sehingga bisa terlaksana dengan baik,” ungkap Ravi Bharwani, Sutradara dan Produser.
27 Steps of May ini diproduksi oleh Green Glow Pictures dan didukung oleh Go Studio. Film ini diawali dengan adegan May (Raihaanun) yang kala itu berusia 14 tahun diperkosa oleh sekelompok orang tak dikenal. Akibat trauma yang mendalam, May menarik diri sepenuhnya dari kehidupan. May menjalani hidupnya tanpa koneksi, emosi, dan kata-kata.
Peristiwa tersebut tidak hanya berdampak pada kehidupan May, tetapi juga Bapak (Lukman Sardi). Bapak May sangat terpukul dan menyalahkan dirinya karena tidak dapat menjaga putrinya. Ia memiliki karakter lembut yang siap mengorbankan segalanya untuk memberikan kenyamanan dan perlindungan bagi anaknya, tetapi di luar rumah Bapak memiliki karakter yang berbeda, ia menyalurkan segala emosinya di ring tinju. Trauma yang mereka alami itu berlangsung hingga delapan tahun.
“Kisah May ini sangat universal. Siapa saja bisa mengalami, siapa saja bisa menjadi korban kekerasan seksual. Dan kami merasa beruntung sekali film ini bisa kami rilis ke penonton Indonesia di waktu yang tepat–di saat isu kekerasan seksual sedang kencang-kencangnya. Terlebih film ini bakalan rilis di bioskop bertepatan dengan Women’s March Jakarta, yang juga memiliki isu kekerasan seksual,” ujar Rayya Makarim, Penulis dan Produser.
Film berdurasi 112 menit ini dibintangi oleh Raihaanun, Lukman Sardi, Ario Bayu, dan Verdi Solaiman. Film ini pertama kali diputar di Busan International Film Festival pada Oktober
tahun lalu. (*)