LAHAT, NUSANTARAPOS — Bupati Lahat sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Bursah Zarnubi, melihat secara langsung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, Senin (29/9/2025).
Peninjauan dilakukan di Kelurahan Pagar Agung, salah satu lokasi aktivitas satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional. Di sana, Bursah menekankan pentingnya standar tinggi dalam penyajian makanan, baik dari sisi kandungan gizi, keamanan pangan, hingga waktu distribusi.
“Ini sudah bagus, nasinya masih hangat saat sampai ke anak-anak. Ini menunjukkan manajemen distribusinya sudah baik. Tapi saya ingatkan agar dapurnya betul-betul disiplin. Awasi jam masaknya, jaga kualitas bahan, jangan sampai basi, apalagi menimbulkan keracunan,” ujar Bursah, Kamis (16/10/2025).
Program MBG melalui SPPG Pagar Agung Lahat telah menyentuh 2.921 siswa dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA. Saat mengunjungi SDN 23 Pagar Agung,
Bursah menyaksikan lagsung bagaimana makanan MBG dinikmati dengan riang gembira oleh anak-anak. Mereka tampak lahap menyantap menu makan siang bergizi, seperti nasi putih, ayam saus mentega, tempe crispy, tumis buncis wortel jagung, buah kelengkeng, dan susu.
Seorang siswa spontan mengungkapkan rasa senangnya, “Pak Presiden, makanannya enak, terima kasih.”
Menurut Bursah, kunjungannya ke sejumlah sekolah dan dapur MBG adalah untuk memastikan program MBG sebagai progrom unggulan presiden Prabowo berjalan dengan baik di Lahat. Dia manekankan pihak Pemda Lahat melalui Satgas MBG akan bekerja keras untuk menyukseskan program tersebut.
Gizi dan SDM Unggul
Bursah menyebut program MBG merupakan investasi jangka panjang dalam membangun kecerdasan bangsa. Dengan gizi yang cukup dan seimbang, pertumbuhan anak akan optimal, daya tahan tubuh meningkat, dan risiko stunting serta gizi buruk dapat ditekan secara signifikan.
Dalam jangka panjang, kata Bursah, program MBG ini akan berdampak pada peningkatan rata-rata IQ nasional serta memperkuat daya saing generasi mendatang.
“Asupan gizi seperti protein, zat besi, omega-3, dan vitamin sangat mendukung perkembangan otak. Ini telah terbukti secara ilmiah,” ujarnya.
Untuk menuju Indonesia Emas 2045, lanjut Bursah, Indonesia perlu SDM unggul. Dengan pendapatan per kapita yang ditargetkan mencapai 12.000–14.000 dolar AS, para pemimpin harus menyiapkan generasi bangsa dengan serius.
Selain manfaat gizi, Bursah menilai MBG sebagai program yang menjunjung tinggi nilai keadilan. Makan bergizi gratis dapat memperkecil kesenjangan capaian akademik antar siswa dari berbagai latar belakang sosial ekonomi.
Gizi yang baik, menurut Bursah, akan mempengaruhi konsentrasi, memori, dan kemampuan analitik anak di sekolah.
“Negara-negara dengan program makan bergizi di sekolah, seperti Jepang dan Finlandia, cenderung memiliki skor PISA yang tinggi,” jelasnya.
Selanjutnya, sebagai Ketua Umum APKASI, Bursah mengimbau seluruh bupati di Indonesia untuk mempercepat dan menyukseskan pelaksanaan program MBG di wilayah masing-masing. Ia menekankan bahwa keberhasilan program ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pusat, tetapi juga memerlukan komitmen pemerintah daerah.
“Saya mengajak seluruh bupati, untuk betul-betul menjadikan MBG sebagai prioritas. Kita harus bekerja sama dan bergerak cepat seperti arahan Bapak Mendagri,” tegasnya.
Ia menyampaikan bahwa APKASI akan terus mendorong sinergi antara pemerintah pusat-daerah, serta memastikan program MBG ini menjadi bagian dari gerakan nasional membangun generasi emas Indonesia.
“Kita sedang menyiapkan landasan kehidupan yang kokoh untuk anak cucu kita, mari kita ikhtiarkan Indonesa Emas dimulai dari piring anak sekolah,” demikian Bursah Zarnubi.

