JAKARTA – SEBANYAK 300 peserta pemilih pemula yang berasal dari 16 universitas di Jakarta mengikuti kegiatan “Peningkatan Pemahaman Undang-Undang Bidang Politik Tahun 2018.”
Kegiatan edukasi politik kalangan kampus ini digelar Pemerintah DKI Jakarta melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi DKI Jakarta di hotel Acasia, Selasa (27/11/2018).
Dalam sambutan pembukaanya, Plt. Kesbangpol Provinsi DKI Jakarta, Drs. Taufan Bakri, M.Si mengatakan kegiatan sosialisasi Peningkatan Pemahaman Undang-Undang Bidang Politik Tahun 2018 kepada kalangan kampus yang banyak di antara mereka merupakan pemilih pemula pada Pemilu 2019 dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi politik mahasiswa.
Taufan menjelaskan, generasi Milenial adalah generasi yang lahir awal 1980-an hingga awal 2000-an. Pada Pemilu 2019, bagian dari kelompok milenial ini sebagian besar merupakan pemilih pemula.
“Sosialisasi undang-undang Pemilu nomor 7 Tahun 2017 kepada kalangan yang luas kampus di Jakarta ini dimaksudkan agar target partisipasi politik sebesar 77.5 bisa tercapai sesuai amanat pemerintah,” ujar Taufan.
Secara keseluruhan, jebolan FISIP Unas ini optimis target itu akan terlampaui. “Target kita 77,5 persen. Melihat antusiasme dan komitmen mereka untuk membantu pemda DKI mensosialisikan hasil kegiatan ini ke keluarga, kerabat dan temannya, target partisipasi itu insya Allah akan bisa diraih,” harapnya.
Taufan menjelaskan, sosilisasi ini tentang bagaimana cara menggunakan hak pilih, Pihaknya berharap, mahasiswa yang ikut serta dalam kegiatan tersebut bisa menjadi agen sosialisasi tentang pentingnya menyalurkan hak pilih bagi masyarakat.
“Kampus dipilih karena kami berharap mahasiswa mampu menjadi agen yang meneruskan informasi sosialisasi tentang Pemilu,” kata Taufan,
Kesbangpol DKI Jakarta memahami bahwa pendidikan politik penting bagi para mahasiswa karena merupakan pemilih pemula yang jumlahnya sangat besar sekitar 40 juta pemilih pada Pemilu mendatang.
“Jumlah mereka di dalam daftar pemilih kita itu cukup signifikan. Kalau semua termasuk pemilih pemula itu sekitar 40 jutaan orang, termasuk orang yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya,” katanya.
Untuk itu, Kesangpol DKI Jakarta menyasar mereka karena pengaruhnya cukup penting untuk jangka panjang. “Kalau kita bisa menginformasikan ini dengan baik dan mereka mau aktif menjadi agen sosialisasi pemilu, lima tahun lagi Pemilu kita agak ringan karena akan diisi orang-orang yang sudah paham,” katanya.
Namun jika pemilu kali ini gagal memberikan pendidikan politik bagi generasi tersebut, pemilu berikutnya akan menjadi tugas yang sangat berat bagi KPU selaku penyelenggara pemilu.
“Dampaknya, mereka bukan hanya sekadar tidak mau menggunakan hak pilih, tapi bisa memberi efek, dampak kepada orang-orang di sekitarnya untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Itu partisipasi akan sangat drastis menurun,” katanya.
Secara keseluruhan, mantan Ketua KPU Jawa Timur itu menargetkan partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 sebanyak 77,5 persen. Melihat antusiasme pemilih yang sangat tinggi, Taufan optimistis target itu akan terlampaui. “Target kita 77,5 persen. Melihat trennya ini naik terus mudah-mudahan 2019 karena Pemilunya baru, semangatnya baru, melibatkan begitu banyak orang, mudah-mudahan akan naik lah partisipasi,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam laporan kegiatannya, Kasubdit Demokrasi, Mahzar Setiabudi mengatakan guna memperkaya pemahamanan mahasiswa sejumlah narasumber dihadirkan yaitu dari penyelenggara Pemilu yaitu dari KPU, Nurdin, Bawaslu, Irwan P. Rambe, Pakar Perludem, Titi Anggrain dan hiburan stand up comedy.
Kegiatan ini diikuti 16 kampus yaitu dari Universitas Indraprasata PGRI, UBK, UIN, Mpu Tantular, Mustopo Beragama, Surya Dharma, BINUS, Ibnu Khaldun, Budi Luhur, UNJ, Univ Bakri, dan London Schooll. (Toni)