Nusantarapos – Perbatasan antara Negara Kesatuan Republik Indonesi (NKRI) dengan Papua New Guinea ibarat tali sandur yang harus dijaga oleh sinden agar tariannya terus lenggok.
Meskipun pathok tapal batas sudah tertancap sekian tahun, masih ada saja yang hendak obok-obok perbatasan tersebut. Ini dianggapkurang cukup untuk menggaungkan kedaulatan NKRI. Sepatutnya, zona wilayah ibu pertiwi patut dipangku agar bendera merah putih itu masih berkibar lantang.
Berkiblat UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, wilayah perbatasan negara harus dijaga. Untuk itu, Yonif Mekanis Raider 411/Divif 2 Kostrad secara langsung diterjunkan untuk menjaganya. Kesatuan handal itu dicetak di kawah candradimuka tugas Pamtas RI-Papua New Guinea.
Pangdivif 2 Kostrad Mayjen TNI Tri Yuniarto, S.AP, M.Si, M.Tr (Han) secara langsung memimpin jalannya upacara pemberangkatan di lapangan Dermaga Tanjung Mas, Semarang pada Jum’at (28/6). Sebagai Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad, komando Pamtas sangat berharap personilnya bisa menjaga amanah ibu pertiwi. Suatu kehormatan yang tak ternilai bisa mengusir pengintai yang hendak melirik kemaritiman Indonesia.
“ dan pribadi saya mengucapkan selamat atas terpilihnya Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Divif 2 Kostrad sebagai satuan yang diberi kesempatan melaksanakan tugas pengamanan perbatasan RI-PNG. Tugas ini merupakan kehormatan dan kepercayaan yang diberikan oleh Negara kepada kalian,” tutur Pangdivif 2 Kostrad dalam amanatnya.
Beban dipundak para kesatria negara itu tidaklah ringan. Melainkan jadi ujung tombak untuk mengawal dan mengamankan NKRI. Serta mampu mengemban tugas mulia dan menjaga kehormatan Satuan, kehormatan Kostrad, kehormatan Angkatan Darat, TNI sekaligus menjaga keutuhan serta kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Ini bukanlah tugas yang ringan, Tetapi akan menjadi ringan apabila kalian melaksanakannya dengan tulus, ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab. Ingat kalian adalah prajurit Kostrad, prajurit yang terpilih dan terlatih, prajurit yang handal dan memiliki standar yang tinggi,” serunya.
Lanjut Tri Yuniarto, bahwa menunjukkan jati diri bangsa tercermin dari TNI yang ditugaskan. Gambarannya, jati diri TNI sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang, Tentara Nasional dan Tentara Profesional dengan tetap sabar dan waspada namun tegas dalam bertindak. Kedepankan sikap profesionalisme.
Bukan emas atau berlian yang hendak menjadi bekal untuk menjaga kedaulatan negara diperbatasan. Menurut Tri Yuniarto, berangkat dengan kesiapan fisik dan mental yang baik, adalah modal utamanya. Serta dengan penuh rasa bangga guna mengembangkan misi mulya.
“jangan mudah terpancing oleh provokasi yang negatif, yang pada akhirnya akan merugikan satuan,” tegasnya.
Turut hadir pada upacara tersebut Pangdam IV/Diponegoro, Danlantamal Semarang, Para Asisten Kasdam IV/Diponegoro, Asren Divif 2 Kostrad, para Asisten Kasdivif 2 Kostrad, Danbrigif Mekanis Raider 6/TSB/2 Kostrad, para Komandan Satuan Jajaran Divif 2 Kostrad serta Ibu Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Divif 2 PG Kostrad beserta pengurus.