Jakarta, Nusantarapos – Untuk ketiga kalinya kelompok yang mengatasnamakan Peduli Rakyat mengajak demo ke Mabes Polri dan Satpas SIM, namun pada hari-H, kelompok tersebut sama sekali tak menampakkan batang hidungnya.
Korlap ajakan demo yang menyoroti kinerja Polri khususnya Korps lalu lintas, yakni Korlin, yang dikonfirmasi wartawan lewat WA pada Selasa (13/8/2019) hanya menjawab “Nggak jadi bang, aksi dibatalkan,” katanya dalam rilis yang diterima Nusantarapos.
Ditanya alasan kenapa demo dibatalkan, padahal sudah menduga ada pungli dan meminta dirlantas dicopot, hingga berita ini tampil, Korlin tak menjawab. Padahal, sehari sebelumnya Korlin memastikan akan mengkritisi korps bertopi putih di Jakarta. “Pasti Bang, kami akan turun,” jelasnya.
Seringnya muncul ajakan demo secara broadcast lewat WA, sejumlah warga dan wartawan menjadi apatis. “Jadi yang namanya demo tidak selalu menyuarakan kepentingan masyarakat, tapi bisa saja kelompok maupun pribadi,” ungkap salah satu warga yang ditemui saat pengurusan SIM.
Sayangnya, warga yang bernama Anto ini tak menyebut demo macam apa. Ia hanya memberi gambaran seputar ajakan demo yang diperoleh lewat WA. “Tapi nyatanya tak jadi. Saya tidak tahu, mungkin masuk angin,” katanya sembari tertawa ngakak.
Hal senada juga diungkapkan Ketua ITW, Edison, wartawan senior di Polda Metro Jaya yang menerima undangan itu juga diminta komentarnya. Ia mengatakan,“ Ah semua itu lagu lama kaset baru,” ujarnya singkat.
Ajakan demo Kelompok Lingkaran Rakyat Anti Pungli (LRAP) menjadi obrolan menarik. Sebab, kelompok itu mengajak demo ke Satpas SIM Daan Mogot Jakbar dan Mabes Polri Jaksel.
Ada dua tuntutan yang dilayangkan oleh kelompok LRAP dengan Korlap Kolin. Pertama menuntut dicopotnya kepala seksi SIM karena dianggap tak mampu menekan angka percaloan. Tuntutan kedua, mendesak Kapolri dan Kakorlantas mengevaluasi kinerja Dirlantas Polda Metro. Disini Kabagregident punya tanggung jawab pembenahan sistem.
Nyatanya saat hari-H, yang ditentukan dalam undangan mereka tak muncul. Disinyalir, ketidakhadiran pendemo sudah “dijinakkan”. Artinya, layu sebelum berkembang.
Dua pejabat di gedung biru Polda Metro Jaya baik Dirlantas maupun Kabagregident tak berhasil dikonfirmasi karena kedua pejabat tersebut sedang menunaikan ibadah haji. “Bapak sedang ibadah haji, tak ada di ruangan,” ungkap stafnya.
Sebelumnya pada Minggu (21/7) beredar undangan berantai ajakan demo pada Senin (22/7) secara berantai lewat WA yang mengatasnamakan dari SEMMI Jakarta Raya di Satpas SIM Jl. Daan Mogot Jakarta Barat.
Undangan yang disertai dengan nomor HP korlap viral sehari sebelumnya. Isinya, senada mereka menuntut agar dirlantas Polda Metro Jaya dan Kasi SIM dicopot dari jabatannya. Karena membiarkan pungutan liar di pelayanan masyarakat. Namun gertakan dari surat berantai tersebut cuma ajakan belaka, faktanya sejumlah wartawan yang sudah menunggu di lokasi sesuai undangan dari yang mengaku kelompok peduli masyarakat itu tak muncul.
Joseph Hutabarat SH, MH memaklumi jika masyarakat bersikap nyinyir terhadap demo. Apalagi jika LRAP tak memenuhi janjinya, sehingga interprestasi bermacam – macam. “Seyogianya demo itu terwujud, sehingga tidak ada praduga,” tandasnya.
Sebelumnya, dalam keterangannya Tito mengancam akan menindak Kapolda dan kepolisian yang tidak menjalankan operasi memberantas Pungli. “Saya minta semua Kapolda serius, karena ini perintah presiden, bukan saya,” tegas Kapolri, menyebut ada teguran I dan II bila Kapolda gagal menjalankan operasi Saber Pungli. Tito menyebut di Mabes Polri masih banyak stok. “Masih banyak Kombes. Mereka juga ingin berprestasi,” tegas Kapolri. (*)