NUSANTARAPOS,PACITAN,- Ketua DPRD Pacitan terlantik, Aji dari Partai Demokrat, diberi kado istimewa oleh tiga Fraksi saat memimpin sidang paripurna perdana, Jum’at sore (3/10-2019). Fraksi PKB dengan 5 anggota, Fraksi Gerakan Keadilan Pembangunan dengan 6 anggota serta Fraksi Hanura-Nasdem dengan 5 anggota, tidak puas dengan penataan Alat Kelengkapan Dewan (AKD).
Ketiga fraksi tersebut merasa pimpinan AKD dimonopoli oleh 3 Partai saja, Demokrat, Golkar dan PDIP. Pimpinan AKD yang diperebutkan sendiri sekira 16 atau lebih posisi, meliputi 12 di Komisi, 3 di Bapemperda dan 1 di BK. Salah satu peserta walk out, Samsuri yang merupakan politisi kawakan dari PPP kepada pewarta menyatakan, “Ini pimpinan mengelola lembaga dengan main kayu. Saya di Komisi 4 siap mengibarkan bendera perang. Coba saja, 5 tahun ke depan kita lihat akan jadi apa lembaga yang terhormat ini. Kita juga punya amanat dari konstituen,” dengan nada tinggi.
Hal senada disampaikan Sediono, aleg pendatang baru dari Partai Gerindra. “Saya orang baru, tetapi nalar sehat saya merasa terusik dengan situasi ini. Kalau memakai istilah orang bijak tempo dulu, ngono yo ngono ning mbok ojo koyo mengkono. Kurang lebih pesan kebijakan itu agar kita tidak mentang-mentang gedhe, menang atau berkuasa sehingga merampas hak wong cilik.”
Sementara itu, Ketua Fraksi Gerakan Keadilan Pembangunan, Handaya Aji yang memelopori aksi WO itu, mengkritisi pimpinan AKD bukan sekadar berebut kekuasaan. “Kami ini wong cilik, terbiasa dikono-kono. Akan tetapi, amanat yang dititipkan oleh para pemilih, mengharuskan kami berjuang sampai titik darah penghabisan. Kita siap membawa aspirasi ke setiap rapat paripurna. Dengan beberapa “vokalis” Fraksi kami siap memberikan nuansa baru yang dinamis di DPRD Pacitan. Bahkan, karena dalam paripurna itu turut hadir wakil dari entitas yudikatif, kita siap berkomunikasi dengan beliau-beliau.”
Pewarta; El_Bach